Besar Pengeluaran Rokok dan Tembakau di Kota Bekasi Melonjak Tajam pada 2024Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kota Bekasi mencapai Rp196.516 per kapita per bulan pada 2024.
Angka ini mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 22,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
(Baca: PDB Paritas Daya Beli (PPP) Chad 2015 - 2024)
Kondisi ini menunjukkan adanya peningkatan konsumsi rokok dan tembakau di kalangan masyarakat Kota Bekasi.
Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kota Bekasi terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.
Meskipun sempat mengalami sedikit penurunan sebesar 0,1 persen pada 2021, namun tren secara keseluruhan menunjukkan kenaikan yang konsisten.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2019 dengan angka mencapai 22,8 persen.
Peningkatan ini mengindikasikan adanya perubahan perilaku konsumsi atau faktor-faktor lain yang memengaruhi pengeluaran masyarakat untuk rokok dan tembakau.
Besarnya pengeluaran untuk rokok dan tembakau ini mencerminkan alokasi dana yang cukup signifikan dari masyarakat Kota Bekasi.
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa yang mencapai Rp808.107, pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai sekitar 24,3 persen.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan pengeluaran untuk kecantikan (Rp99.662) atau perawatan (Rp188.344).
Pada 2024, Kota Bekasi menduduki peringkat pertama di antara kabupaten/kota se-Jawa Barat dalam hal besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau.
Secara nasional, Kota Bekasi berada di peringkat 21.
Di tingkat Pulau Jawa, Kota Bekasi berada di urutan kedua setelah wilayah lain yang belum disebutkan.
Posisi ini menunjukkan bahwa konsumsi rokok dan tembakau di Kota Bekasi relatif tinggi dibandingkan daerah lain.
Sebagai perbandingan, Kota Bandung mencatatkan pengeluaran Rp178.884 dengan pertumbuhan 10,8 persen, Kabupaten Subang Rp172.481 dengan pertumbuhan 11,1 persen, Kabupaten Karawang Rp167.922 dengan pertumbuhan 7,3 persen, Kabupaten Indramayu Rp167.146 dengan penurunan -1,2 persen, dan Kota Depok Rp164.492 dengan pertumbuhan 9 persen.
Kota Depok
Berdasarkan data BPS, Kota Depok mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.674.594 pada 2024, naik 12,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.484.416,05.
Kota Depok menduduki peringkat pertama se-Jawa Barat dalam kategori ini.
(Baca: 0,1% Penduduk di Kota Depok Beragama Konghucu)
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp1.148.659, meningkat 9 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.053.930,84.
Secara keseluruhan, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kota Depok mencapai Rp2.823.253, naik 3,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp2.724.084.
Kota Depok juga menduduki peringkat pertama se-Jawa Barat untuk total pengeluaran ini.
Kota Bogor
Kota Bogor menunjukkan dinamika menarik dalam pola pengeluaran masyarakatnya.
Data BPS menunjukkan, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Bogor mencapai Rp1.561.420 pada 2024, melonjak tajam sebesar 50,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp1.040.054,05.
Peningkatan signifikan ini menempatkan Kota Bogor di posisi kedua se-Jawa Barat.
Namun, terjadi penurunan signifikan pada rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, yaitu sebesar 15,5 persen, dari Rp751.381,26 menjadi Rp909.166 pada 2024.
Hal ini berdampak pada penurunan total rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan sebesar 15,5 persen menjadi Rp2.470.586.
Meskipun demikian, Kota Bogor tetap menduduki peringkat kedua tertinggi se-Jawa Barat dalam kategori ini.
Kota Bandung
Kota Bandung, sebagai salah satu pusat ekonomi dan budaya di Jawa Barat, menunjukkan pola pengeluaran yang stabil namun tetap dinamis.
Data BPS mencatat, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Bandung mencapai Rp1.382.176 pada 2024, meningkat 12,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.231.673,8.
Sementara itu, pengeluaran untuk makanan juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 17,7 persen menjadi Rp996.064 dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp846.328,38.
Namun, total pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan justru mengalami penurunan 14 persen menjadi Rp2.378.240, dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp2.766.392.
Kondisi ini menempatkan Kota Bandung pada peringkat ketiga se-Jawa Barat dalam hal total pengeluaran per kapita.
Kota Cimahi
Kota Cimahi, dikenal sebagai kota industri dan militer, menunjukkan tren menarik dalam perubahan pola konsumsi masyarakatnya.
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Cimahi mengalami kenaikan sebesar 14,3 persen, dari Rp1.085.636,98 menjadi Rp1.241.001 pada 2024.
Sedangkan pengeluaran untuk makanan meningkat sebesar 12,3 persen menjadi Rp925.374 dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp823.714,09.
Namun demikian, total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan justru mengalami penurunan sebesar 7,8 persen, dari Rp2.350.365 menjadi Rp2.166.375 pada 2024.
Kondisi ini menempatkan Kota Cimahi pada peringkat keempat se-Jawa Barat dalam hal total pengeluaran per kapita.