Kehadiran marketplace atau lokapasar yang memunculkan fenomena belanja online mampu mendorong pertumbuhan sektor pergudangan dan jasa penunjang angkutan di Tanah Air. Perusahaan jasa pengiriman barang (logistik) juga bertambah seiring meningkatnya permintaan pengiriman barang.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) sektor pergudangan dan jasa penunjang angkutan, termasuk pos dan kurir mencapai Rp141,53 triliun pada 2021.
Nilai tersebut porsinya mencapai 19,67% dari PDB transportasi dan pergudangan nasional yang mencapai Rp719,63 triliun serta mencapai 0,83% dari PDB nasional.
(Baca: Sektor Transportasi dan Pergudangan Tumbuh 3,24% pada 2021)
Jika diukur menurut PDB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, sektor pergudangan tumbuh 5,03% menjadi Rp 66,38 triliun pada tahun lalu dibanding tahun sebelumnya. Capaian tersebut di atas pertumbuhan PDB nasional yang hanya tumbuh 3,69% pada 2021.
Di tahun pertama masa pandemi Covid-19, sektor pergudangan dan jasa penunjang angkutan mengalami kontraksi sedalam 17,61%. Lumpuhnya semua lini usaha seiring diberlakukannya pembatasan kegiatan sosial masyarakat membuat sektor tersebut mencatat pertumbuhan negatif. Namun, pada tahun lalu mampu bangkit dan tumbuh seiring membaiknya perekonomian domestik.
(Baca: Transportasi dan Pergudangan Sektor Paling Terimbas Covid-19 dalam PDB RI Kuartal II 2020)
Dalam 11 tahun terakhir, sektor pergudangan rata-rata tumbuh 5,15% per tahun. Tertinggi dicapai pada 2019 yang mampu tumbuh dua digit seperti terlihat pada grafik.