Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) sektor transportasi dan pergudangan mencapai Rp719,63 triliun pada 2021. Nilai tersebut porsinya hanya sebesar 4,24% dari PDB nasional yang berjumlah Rp16,97 kuadriliun.
Jika diukur atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, PDB sektor transportasi dan pergudangan tumbuh 3,24% menjadi Rp406,19 triliun pada 2021 dari tahun sebelumnya. Capaian tersebut lebih tinggi dibanding tahun 2020 yang mengalami kontraksi sedalam 15,05%.
Diberlakukannya pembatasan kegiatan sosial guna memutus rantai penyebaran virus corona membuat sektor transportasi lumpuh di tahun pertama pandemi Covid-19. Mobilitas masyarakat turun drastis sehingga sektor tersebut mengalami pertumbuhan negatif pada 2020.
Sepanjang 2011-2019, sektor transportasi dan pergudangan nasional rata-rata tumbuh 7,31% per tahun. Pertumbuhan tertingginya mencapai 8,49% pada 2017 dan terendah 6,38% pada 2019. Hal ini menunjukkan bagaimana pertumbuhan sektor transportasi dan pergudangan pada 2021 belum mampu pulih ke level seperti sebelum terjadinya pandemi.
Pertumbuhan sektor transportasi juga masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 3,69% pada 2021.
(Baca: Industri Pengolahan jadi Penyumbang Terbesar Ekonomi RI Tahun 2021)