Pengeluaran untuk sabun mandi di Kota Sabang, Aceh, menunjukkan peningkatan pada tahun 2024 mencapai Rp 114.991 per kapita per bulan.
Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas, pertumbuhan pengeluaran sabun mandi di Kota Sabang sebesar 6% dibandingkan tahun sebelumnya.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Sulawesi Barat 2015 - 2024)
Dibandingkan dengan pengeluaran total per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp 429.857, pengeluaran untuk sabun mandi hanya mencakup sekitar 26,7%.
Proporsi ini relatif kecil jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan jadi yang mencapai Rp 339.726 atau rokok dan tembakau sebesar Rp 166.614.
Pengeluaran untuk sabun mandi di Kota Sabang menempati urutan kedua di Pulau Sumatera dan urutan pertama di antara kabupaten/kota se-Provinsi Aceh, serta peringkat ke-25 secara nasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan pengeluaran sabun mandi cenderung fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Sempat mengalami kenaikan signifikan sebesar 60,6% pada tahun 2019, namun kemudian mengalami penurunan turun 4,1% pada tahun 2020. Setelah itu, terjadi kenaikan kembali sebesar 5% pada tahun 2021 dan 26,5% pada tahun 2022.
(Baca: PDB Paritas Daya Beli (PPP) Belanda 2015 - 2024)
Pengeluaran tertinggi untuk sabun mandi terjadi pada tahun 2024, sedangkan pengeluaran terendah terjadi pada tahun 2018 yaitu Rp 53.895.
Beberapa kabupaten/kota lain di Aceh juga menunjukkan perkembangan yang menarik dalam pengeluaran sabun mandi. Di Kota Banda Aceh, pengeluaran untuk sabun mandi pada tahun 2024 mencapai Rp 100.106 dengan pertumbuhan 5,1%. Kabupaten Bener Meriah mencatatkan pengeluaran Rp 91.819 dengan pertumbuhan 16,6%, menduduki peringkat ketiga se-Provinsi Aceh. Kota Lhokseumawe menunjukkan pertumbuhan tertinggi di antara kabupaten/kota lainnya yaitu 30,5% dengan nilai pengeluaran Rp 90.514. Sementara itu, Kabupaten Aceh Utara mengalami penurunan signifikan turun 29% dengan pengeluaran Rp 43.661.
Kota Banda Aceh
Berdasarkan data BPS, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Banda Aceh pada tahun 2024 mencapai Rp 1.371.277, meningkat 5,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Kota ini menduduki peringkat pertama dalam hal pengeluaran bukan makanan di Provinsi Aceh. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp 2.402.683, tumbuh 4,2% dari tahun sebelumnya, juga menempati peringkat pertama di Aceh. Untuk pengeluaran makanan, rata-rata per kapita sebulan mencapai Rp 1.031.407, meningkat 14,1% dan menempati urutan kedua setelah Kabupaten Nagan Raya.
Kota Lhokseumawe
Data BPS menunjukkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Lhokseumawe pada tahun 2024 mencapai Rp 893.134, mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 43,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menempatkan Lhokseumawe pada peringkat kedua tertinggi di antara kabupaten/kota di Aceh. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp 1.692.119, tumbuh 5,2% dari tahun sebelumnya, dan menduduki peringkat ketiga di provinsi tersebut. Pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp 798.985, tumbuh 35,1% dan berada di urutan ketujuh se-Aceh.
Kabupaten Bener Meriah
Kabupaten Bener Meriah mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 716.407 pada tahun 2024, meningkat 34,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini menempatkan Bener Meriah pada peringkat ketiga dalam hal pengeluaran bukan makanan di Provinsi Aceh. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp 1.674.833, tumbuh 2,8% dari tahun sebelumnya dan menduduki peringkat keempat di Aceh. Pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp 958.426, tumbuh 32,4% dan berada di urutan ketiga se-Aceh. Data ini diolah dari data Susenas.
Kota Langsa
Berdasarkan data dari BPS, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Langsa pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp 705.067, mengalami penurunan turun 9,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, Langsa tetap menduduki peringkat keempat dalam hal pengeluaran bukan makanan di Provinsi Aceh. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp 1.404.506, turun 8% dari tahun sebelumnya dan menduduki peringkat kedelapan di provinsi tersebut. Pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp 699.439, tumbuh 5,6% dan berada di urutan ke-14 se-Aceh.