Pengeluaran untuk sabun mandi di kabupaten murung raya, kalimantan tengah, mengalami lonjakan signifikan pada tahun 2024. Badan pusat statistik (bps) mencatat pengeluaran mencapai rp123.415 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 74% dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar rp326.076, pengeluaran untuk sabun mandi mengambil porsi sekitar 37,85%. Sementara itu, jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran untuk makanan jadi sebesar rp150.427, pengeluaran untuk sabun mandi mencapai 82,04%. Hal ini menunjukkan bahwa sabun mandi merupakan kebutuhan yang cukup diperhatikan oleh masyarakat kabupaten murung raya.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Jawa Tengah 2015 - 2024)
Secara keseluruhan, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di kabupaten murung raya adalah rp1.278.425 pada tahun 2024. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 10,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan non-dasar.
Pengeluaran untuk sabun mandi di kabupaten murung raya mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2020, terjadi penurunan tajam sebesar 26,7%, namun kemudian naik kembali dan mencapai pengeluaran tertinggi di tahun 2024. Dibandingkan dengan lima tahun terakhir, pengeluaran di tahun 2024 jauh lebih tinggi dan menunjukkan peningkatan signifikan.
Berdasarkan data perbandingan, kabupaten murung raya menduduki peringkat pertama dalam pengeluaran untuk sabun mandi di antara kabupaten/kota seprovinsi kalimantan tengah pada tahun 2024. Secara nasional, kabupaten ini berada di peringkat ke-16. Peringkat ini menunjukkan bahwa masyarakat kabupaten murung raya memiliki kesadaran yang tinggi terhadap kebersihan dan kesehatan pribadi dibandingkan dengan wilayah lain.
Badan pusat statistik (bps) juga mencatat pengeluaran untuk sabun mandi di beberapa kabupaten/kota lain di kalimantan tengah. Kabupaten lamandau mencatat pengeluaran rp121.643 dengan penurunan 8,2%. Kabupaten seruyan mencatat pengeluaran rp115.122 dengan pertumbuhan 9,6%. Kabupaten sukamara mencatat pengeluaran rp105.304 dengan pertumbuhan 8,1%. Kota palangkaraya mencatat pengeluaran rp94.288 dengan penurunan 3,6%. Perbandingan ini memberikan gambaran tentang perbedaan prioritas pengeluaran di berbagai wilayah.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Makanan dan Minuman Jadi Kab. Manokwari Selatan | 2024)
Kota Palangkaraya
Kota palangkaraya mencatatkan pengeluaran bukan makanan sebesar rp1.092.813 pada tahun 2024, naik 6,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan nilai ini, kota palangkaraya menduduki peringkat pertama se-kalimantan tengah dalam kategori pengeluaran bukan makanan. Peningkatan ini menunjukkan adanya pergeseran pola konsumsi masyarakat kota palangkaraya ke arah pemenuhan kebutuhan non-primer.
Kabupaten Lamandau
Kabupaten lamandau memiliki rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan sebesar rp2.076.552 pada tahun 2024. Angka ini menempatkan kabupaten lamandau pada peringkat pertama di kalimantan tengah. Pertumbuhan pengeluaran sebesar 2,4% dibandingkan tahun sebelumnya menunjukkan stabilitas ekonomi dan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Kabupaten Kota Waringin Barat
Pengeluaran untuk makanan di kabupaten kota waringin barat mencapai rp949.234 pada tahun 2024, tumbuh 13,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menempatkan kabupaten kota waringin barat pada peringkat ketiga di kalimantan tengah. Peningkatan pengeluaran untuk makanan ini menandakan adanya peningkatan akses dan kualitas pangan bagi masyarakat.
Kabupaten Sukamara
Kabupaten sukamara mencatatkan penurunan pengeluaran untuk makanan sebesar 3,6%, menjadi rp966.722 pada tahun 2024. Meskipun mengalami penurunan, kabupaten sukamara masih berada di peringkat kedua dalam pengeluaran untuk makanan di kalimantan tengah. Penurunan ini mungkin disebabkan oleh perubahan pola konsumsi atau faktor ekonomi lainnya.