Westmetall mencatat harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan pada hari ini turun 1,22 persen menuju level US$ 16.160 per ton. Penurunan harga ini termasuk yang cukup tinggi dibandingkan rata-rata pergerakan harga dalam sepekan terakhir.
Kemarin, harga komoditas nikel mengalami lonjakan tertinggi pada Senin, 12 Agustus 2024 turun 1,22 persen. mengalami pelemahan turun 3,81 persen dibandingkan posisi awal tahun.
(Baca: Harga Pangan Selasa (13/8) Wilayah Jawa Timur: Garam Naik, Bawang Turun)
Kondisi saat ini serupa dengan pergerakan harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan dalam satu hari terakhir yang sedang dalam tren menyusut.
Seminggu terakhir, pergerakan harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan tumbuh -0,4 persen dengan rata-rata harga transaksi harian adalah US$ 16,24 ribu per ton. Alhasil sepanjang 2024, harga komoditas nikel telah turun 3,81 persen dari posisi awal tahun yang berada di level US$ 16.800 per ton. Bahkan dari harga tertingginya tahun ini di US$ 21.650 per ton, harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan telah turun 25.36 persen.
Secara tahunan, rata-rata perdagangan harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan dalam lima tahun terakhir dalam tren naik. Sementara itu, untuk pantauan harga secara bulanan, transaksi dalam 12 bulan terakhir cenderung menyusut. Tertinggi, harga rata-rata bulanan komoditas komoditas nikel pernah tercatat yakni pada September 2023 diharga US$ 19,86 ribu per ton.
(Baca: Harga Karet Tsr20 Naik Empat Hari Berurutan)
Seperti diberitakan oleh Katadata, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan nilai ekspor nikel dan turunannya pada 2015 hanya senilai US$3 miliar. Ekspor nikel dan turunannya ini diprediksi akan naik hingga 20 kali lipat pada 2025 akibat program hilirisasi pemerintah Indonesia. Luhut mengklaim program hilirisasi membuat perekonomian nasional lebih baik dan stabil. Hal tersebut tercermin dalam pemerataan pembangunan di dalam negeri.