Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia berada di angka US$406,3 miliar pada Mei 2022, turun 0,9% dari bulan sebelumnya (month-to-month/m-to-m).
Penurunan ULN ini sudah terjadi selama tiga bulan berturut-turut sejak Maret 2022, seperti terlihat pada grafik.
Jika dirinci menurut pihak peminjamnya, ULN pemerintah pada Mei 2022 berjumlah US$188,2 miliar, turun dibanding bulan sebelumnya yang masih US$190,5 miliar.
Kemudian ULN bank sentral Mei 2022 sebesar US$8,7 miliar, stagnan dari bulan sebelumnya.
Sementara ULN swasta Mei 2022 berjumlah US$209,4 miliar, turun dibanding bulan sebelumnya yang masih US$210,8 miliar.
Menurut Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, tren penurunan ULN terjadi seiring dengan jatuh temponya beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN).
"Pengaruh sentimen global yang memicu pergeseran investasi portofolio di pasar SBN domestik oleh investor nonresiden juga turut menjadi penyebab ULN pemerintah turun," kata Erwin dalam siaran pers, Jumat (15/7/2022).
BI menilai struktur utang Indonesia tetap sehat, karena rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih berada di kisaran 32,3%. Rasio ini menurun dibanding bulan sebelumnya 32,6%.
Struktur ULN Indonesia juga dinilai sehat karena didominasi oleh utang jangka panjang, dengan proporsi mencapai 86,7% dari total ULN.
(Baca Juga: Tingkat Risiko Resesi Negara Asia Pasifik, Bagaimana Indonesia?)