Imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah Indonesia untuk mata uang lokal dengan tenor 10 tahun masih menjadi perhatian investor, baik domestik maupun internasional. Berdasarkan data Asiabondsonline, yield Surat Utang Negara (SUN) pemerintah yang bermata uang lokal dengan tenor 10 tahun sebesar 6,37%. Angka ini merupakan yang tertinggi kedua setelah obligasi Pemerintah Filipina yang mencapai 6,53%. Sementara yield obligasi pemerintah AS hanya 2,85%.
Membaiknya peringkat utang Indonesia hingga berada di level layak investasi membuat imbal hasil obligasi Indonesia cenderung turun. Namun, dibandingkan dengan yield obligasi beberapa negara di kawasan Asia Pasifik, imbal hasil SUN masih cukup tinggi dan hanya lebih rendah dari obligasi Filipina.
Meningkatnya peringkat Indonesia juga menekan persepsi risiko investasi di surat utang Indonesia. Menurut data Bloomberg, pada 2 Januari 2017, risiko investasi Indonesia (Credit Default Swapt/CDS) untuk surat utang pemerintah dengan tenor 10 tahun masih berada di level 226,1. Namun, pada 9 Februari 2017 telah turun ke posisi 164,49. Terkendalinya laju inflasi dan nilai tukar rupiah, defisit anggaran yang tetap terjaga di bawah tiga persen, serta kondusifnya sosial politik dan keamanan akan tetap menjadi daya tarik investor untuk tetap menempatkan dananya di pasar finansial domestik. Sebab imbal hasil investasi di Indonesia masih cukup tinggi.
(Baca Databoks: Dengan Kupon 5,85 Persen, ORI014 Menarik Bagi Investor?)