PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) mencetak laba bersih Rp1,4 triliun pada 2022, turun sekitar 30% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Penurunan laba ini terjadi di tengah naiknya pendapatan perusahaan. Pada 2022 JPFA mencetak penjualan neto Rp48,9 triliun, meningkat 9% (yoy).
Namun, penjualannya tergerus beban pokok yang membengkak 12% (yoy) menjadi Rp41,3 triliun pada 2022.
Kendati labanya turun, JPFA akan membagikan dividen senilai Rp581 miliar, atau Rp50 per saham untuk tahun buku 2022.
Rasio pembayaran dividen JPFA mencapai 41% dari laba bersihnya tahun 2022, meningkat dibanding rasio tahun sebelumnya yang hanya 35%.
Adapun nilai total aset JPFA meningkat cukup signifikan, dari Rp28,6 triliun pada 2021 menjadi Rp32,7 triliun pada 2022.
Namun, liabilitas atau utangnya juga naik. Utang jangka pendek JPFA meningkat dari Rp7,1 triliun menjadi Rp9,4 triliun. Kemudian utang jangka panjangnya bertambah dari Rp8,4 triliun menjadi Rp9,6 triliun.
Secara kumulatif, liabilitas JPFA naik dari Rp15,5 triliun menjadi Rp19,0 triliun. Sementara ekuitas bersihnya naik tipis dari Rp13,1 triliun menjadi Rp13,7, triliun pada akhir 2022.
Di luar catatan keuangan tersebut, tahun ini JPFA masih bertahan dalam indeks LQ45 periode Februari-Juli 2023.
LQ45 adalah daftar 45 emiten terpilih versi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang performanya dinilai baik berdasarkan kriteria tertentu, seperti memiliki kapitalisasi pasar besar dan likuiditas tinggi.
(Baca: Meski Pendapatan Naik, Laba Unilever Menyusut pada 2022)