Saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) terus menjadi incaran para investor, baik investor lokal maupun investor global. Harga saham Bank Jago bahkan sempat mencapai level tertingginya di Rp 18.375 per saham pada 29 Juli 2021. Angka tersebut melonjak lebih dari 5 kali lipat (415,27%) dari posisi akhir Desember 2020.
Sebelumnya, Gojek dan GIC Singapura telah menyuntikkan dananya ke Bank Jago. Kini, giliran Ribbit Capital juga ikut berinvestasi di salah satu bank digital di Indonesia tersebut.
Masuknya para investor baru tersebut mengindikasikan besarnya prospek bisnis Bank Jago di era digitalisasi layanan perbankan ke depan. Harga saham Bank Jago berada di level Rp 14.750 per saham pada perdagangan Kamis, 21 Oktober 2021. Harga tersebut telah naik 4 kali lipat lebih (313,62%) dibandingkan dengan harga akhir 2020 yang hanya Rp 3.566,11/saham.
Meroketnya harga saham Bank Jago lantaran besarnya ekspektasi investor terhadap prospek bisnis bank tersebut. Itu terjadi setelah Bank Jago melakukan transformasi menjadi bank digital. Dari sisi kinerja keuangan, kerugian Bank Jago menyusut 68,9% menjadi hanya Rp 32,94 miliar di akhir kuartal III-2021 dibanding akhir kuartal III-2020 sebesar Rp 106,4 miliar. Menyusutnya kerugian Bank Jago tersebut ditopang oleh tumbuhnya pendapatan bunga bersih sebesar 640,27% menjadi Rp 317,55 miliar hingga akhir kuartal ketiga 2021 dibanding kuartal ketiga 2020 hanya Rp 42,9 miliar.
Aset Bank Jago melonjak 5 kali lipat lebih (403,6%) menjadi Rp 10,98 triliun sepanjang periode Januari-September 2021 dibanding posisi akhir Desember 2020 hanya Rp 2,18 triliun. Meningkatnya aset tersebut seiring naiknya ekuitas perusahaan sebesar 559,95% menjadi Rp 8,13 triliun sepanjang periode kuartal pertama hingga kuartal III-2021 dari posisi akhir 2020.
Sedangkan, kewajiban Bank Jago meningkat 200% menjadi Rp 2,8 triliun dalam 9 bulan pertama 2021 dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 947,54 miliar.