BUMN Karya adalah sebutan untuk badan usaha milik negara yang bergerak di bidang konstruksi.
Saat ini ada empat perusahaan induk BUMN Karya yang tercatat sebagai emiten, yaitu PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT PP Tbk (PTPP), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
BUMN Karya yang meraih laba bersih terbesar pada paruh pertama tahun ini adalah PTPP.
Pada akhir semester I 2023, PTPP membukukan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk senilai Rp96,42 miliar, meningkat 10,87% dibanding semester I tahun lalu (year-on-year/yoy).
Dalam periode sama, laba bersih ADHI meningkat 21,31% (yoy) menjadi Rp12,41 miliar.
(Baca: Waskita Karya Masih Dipercaya Pemerintah, Meski Rugi Rp2 Triliun per Semester I 2023)
Di sisi lain, pada semester I 2023 WIKA membukukan kerugian yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk Rp1,88 triliun, melonjak 14.019% (yoy) dibanding kerugian semester I tahun lalu.
Kemudian WSKT mencetak kerugian Rp2,07 triliun, paling besar di kelompok perusahaan induk emiten BUMN Karya. Angka ini membengkak 776% (yoy) dibanding kerugiannya pada paruh pertama 2022.
Adapun semua BUMN Karya tersebut masih memiliki utang yang nominalnya mencapai puluhan triliun rupiah.
WSKT memiliki utang paling besar, dengan proporsi liabilitas 87,5% dari total asetnya pada semester I 2023. Sementara proporsi utang WIKA terhadap total asetnya mencapai 78,6%, proporsi utang PTPP 74,12%, dan ADHI 77,3%.
(Baca: Mengintip Utang BUMN Karya Semester I 2023, Terbesar Utang Siapa?)