PT Astra International Tbk berhasil meraih laba bersih Rp 14,98 triliun hingga kuartal III-2021. Nilai tersebut tumbuh 6,68% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy), namun masih di bawah capaian sebelum pandemi Covid-19.
Jika tanpa memperhitungkan keuntungan penjualan saham PT Bank Permata Tbk, maka laba bersih perseroan melonjak sebesar 84% (yoy). Seperti diketahui, Astra meraih keuntungan dari penjualan Bank Permata senilai Rp 5,88 triliun pada 2020.
Pertumbuhan laba bersih emiten dengan kode ASII tersebut ditopang naiknya pendapatan sebesar 28,43% (yoy) menjadi Rp 167,4 triliun sepanjang Januari-September 2021. Walau demikian, beban penjualan juga mengalami kenaikan sebesar 29,8% (yoy) menjadi Rp 131,15 triliun.
Sebanyak 40% pendapatan Astra dalam sembilan bulan pertama thaun ini ditopang dari anak usahanya di sektor otomotif. Sebesar 34% pendapatan ASII dari anak usaha sektor alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi.
Kemudian kontribusi pendapatan dari anak usaha Astra di sektor layanan jasa keuangan dan agribisnis masing-masing sebesar 11%. Sedangkan, anak usaha di sektor lainnya menyumbang 4% pendapatan Astra.
Adapun, harga saham emiten berkode ASII ditutup di level Rp 6.000 per lembar pada perdagangan Kamis, 28 Oktober 2021. Harga tersebut naik tipis 2% dibanding posisi akhir Desember 2020.
(Baca: Laba Bersih Amazon Turun 59,4% Jadi US$ 3,2 Miliar pada Kuartal III-2021)