PT Smartfren Telecom Tbk akhirnya mencatatkan rekor untung setelah bertahun-tahun bersahabat dengan kerugian. Emiten telekomunikasi milik Sinar Mas Group ini mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,06 triliun pada akhir 2022 lalu.
Berkaca pada laba bersih tahun sebelumnya, emiten bersandi FREN itu merugi hingga Rp435,32 miliar pada 2021. Bahkan pada 2020 ruginya tak tanggung-tanggung, yakni Rp1,52 triliun.
Jika dilihat dari laporan keuangannya, kenaikan signifikan berasal dari keuntungan investasi saham yang mencapai Rp1,64 triliun. Padahal, pada 2021 keuntungannya hanya Rp118,73 miliar.
Diketahui, Smartfren memiliki saham di PT Mora Telematika Indonesia Tbk yang baru melantai di bursa saham Agustus 2022 lalu.
Dilansir dari CNBC Indonesia, Merza Fachys, Presiden Direktur Smartfren, menyebut bahwa untuk pertama kalinya laporan keuangan perusahaan dicatat dengan "tinta biru".
"Sejarah Smartfren, profit pertama dalam 20 tahun. Tidak merah terus, akhirnya biru," kata Merza, Senin (3/4/2023).
Tercatat, pendapatan operasional menyentuh Rp11,2 triliun pada 2022. Angka ini naik dari sebelumnya Rp10,45 triliun pada pembukuan 2021.
Aset FREN menyentuh Rp46,50 triliun. Sementara liabilitasnya Rp30,73 triliun dan ekuitas Rp15,76 triliun.
Perusahaan ini menjangkau 32 juta pengguna mobile dan berencana untuk mengekspansi jaringan dengan menyiapkan dana Rp1,5 triliun pada 2023 ini.
Berikut perjalanan kerugian dan keuntungan yang ditorehkan PT Smartfren Telecom Tbk:
- 2015: (Rp1.565.410.000.000)
- 2016: (Rp1.974.434.000.000)
- 2017: (Rp3.022.600.000.000)
- 2018: (Rp3.532.516.000.000)
- 2019: (Rp2.187.720.000.000)
- 2020: (Rp1.523.591.000.000)
- 2021: (Rp435.329.110.150)
- 2022: Rp1.064.229.467.417
(Baca juga: Pendapatan Operator Seluler di Indonesia Kompak Naik, Siapa Paling Cuan?)