PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan kerugian bersih yang didistribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp21,49 triliun pada 2021.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, angka tersebut membengkak 50% (yoy) dari kerugian tahun sebelumnya yang berjumlah Rp14,09 triliun.
Pembengkakan kerugian ini terjadi seiring dengan naiknya beban GOTO, meski pendapatan perusahaan meningkat.
Sepanjang tahun 2021, perusahaan hasil merger Gojek dengan Tokopedia ini tercatat membukukan pendapatan bersih sebesar Rp4,53 triliun, atau naik 36,3% (yoy) dari tahun 2020.
Sementara itu, beban pokok pendapatan naik 55% (yoy) menjadi Rp3,77 triliun pada 2021 dibanding tahun sebelumnya.
Beban penjualan dan pemasaran juga meningkat tajam 250,64% (yoy) dari Rp2,54 triliun menjadi Rp8,93 triliun.
Beban umum dan administrasi GOTO naik 98% (yoy) menjadi Rp7,78 triliun. Kemudian beban pengembangan produk meningkat 22,6% (yoy) menjadi Rp2,49 triliun.
Sepanjang 2021 aset GoTo tercatat meningkat sebesar 416% (yoy) menjadi Rp155,13 triliun. Ekuitas perusahaan juga meningkat 87,6% (yoy) menjadi Rp39,02 triliun.
Kinerja keuangan GOTO pada 2020 masih sebatas mencantumkan kinerja PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek saja. Kemudian pada 2021 perusahaan ini sudah merger dengan PT Tokopedia dan membentuk GOTO.
(Baca Juga: Sepekan, Nilai Pasar Saham GoTo Gojek Tokopedia Susut Paling Dalam)