Nilai tukar mata uang pound Inggris terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam setahun belakangan.
Menurut data Yahoo Finance, pada 28 September 2021 setiap satu pound memiliki nilai tukar sekitar US$1,37. Namun, setahun kemudian, tepatnya pada 27 September 2022 nilai tukarnya menjadi US$1,08 atau turun sekitar 21%.
Menurut media asal Inggris, The Guardian, penurunan nilai tukar pound salah satunya dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS.
Hal ini pun dinilai bakal berdampak pada naiknya harga barang-barang kebutuhan pokok di Inggris.
"Minyak adalah salah satu barang impor utama Inggris yang harganya dipatok dengan dolar AS. Nilai tukar pound yang lemah akan membuat harga bensin kendaraan menjadi lebih mahal," jelas The Guardian, Senin (26/9/2022).
"Inggris juga mengimpor lebih dari 50% pasokan makanannya, sehingga biaya makanan mulai dari sayuran sampai pisang akan naik," lanjutnya.
Di kesempatan terpisah, ekonom dari S&P Global menilai perekonomian Inggris secara umum akan terus melemah hingga berisiko mengalami resesi.
"Tekanan ekonomi Inggris semakin dalam pada bulan September karena penurunan aktivitas bisnis, menunjukkan bahwa ekonomi kemungkinan akan mengalami resesi," kata Kepala Ekonom Bisnis S&P Global Chris Williamson, dilansir Reuters, Jumat (23/9/2022).
(Baca: Bank Dunia: Risiko Resesi Global Meningkat)