Bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis points (bps) ke kisaran 3%-3,25% pada 21 September 2022. Kebijakan ini sontak memicu kejatuhan harga saham di bursa New York.
Berdasarkan data Yahoo Finance, indeks saham Dow Jones ditutup turun 522,45 poin (1,7%) ke level 30.183,78 pada perdagangan Rabu (21/9/2022) dari penutupan sehari sebelumnya.
Kenaikan suku bunga ini akan membebani kinerja keuangan emiten di bursa Amerika Serikat (AS). Dalam kondisi seperti ini sebagian investor melakukan aksi jual untuk merealisasikan keuntungan yang sudah didapat sebelumnya, dan akan kembali melakukan aksi beli di harga yang lebih murah. Hal ini yang memicu indeks Dow Jones turun lebih dari 1% pada perdagangan kemarin.
Jatuhnya indeks bursa AS berimbas pula terhadap sebagian bursa saham Asia. Indeks saham bursa Korea Selatan (Kospi) turun 0,63% ke level 2.332,31 pada perdagangan Kamis (22/9/2022). Kemudian Indeks saham bursa Filipina (PSEi) terkoreksi 0,63% ke posisi 6.301,71, dan indeks bursa Jepang (Nikkei225) merosot 0,58% ke level 27.153,83.
Berikutnya indeks bursa Malaysia (FTSEBM) turun 0,5% ke level 1.439,99. Indeks bursa Tiongkok (Shanghai Composite) terkoreksi 0,27% ke level 3.108,91 serta indeks bursa Singapura (STI) terkoreksi 0,05% ke posisi 3,260,02.
Sementara itu indeks bursa Vietnam (VN-Index) justru ditutup naik 0,34% ke posisi 1.214,7, indeks bursa Indonesia (IHSG) naik 0,43% ke posisi 7.218,91, serta indeks bursa Thailand (SETi) naik 0,87% ke level 1.647,69.
(Baca: Suku Bunga The Fed Naik Lagi, Capai Rekor Tertinggi 14 Tahun Terakhir)