Harga Bitcoin (BTC) dan mata uang kripto lainnya rontok dalam sepekan terakhir. Rencana bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) yang akan segera menaikkan suku bunga guna meredam laju inflasi direspons negatif oleh para investor konvensional maupun mata uang digital. Alhasil, mata uang kripto merosot cukup tajam dalam sepekan.
Selain menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan, The Fed yang juga berencana mengakhiri pembelian obligasi di pasar serta terjadinya kerusuhan di Kazakhstan turut menekan harga-harga mata uang kripto. Sebagai informasi, negara tersebut merupakan salah satu negara penambang mata uang kripto berada, selain Tiongkok.
Dari laman Coinbase, harga BTC ditransaksikan di level Rp 601,12 juta per koin pada perdagangan Senin, 10 Januari 2022 hingga pukul 10:31 WIB. Harga tersebut turun 10,78% dalam sepekan terakhir.
Avalanche (AVAX) merupakan mata uang kripto berkapitalisasi terbesar yang mengalami penurunan harga terdalam. Harga AVAX ditransaksikan terkoreksi 20,04% menjadi Rp 1,28 juta per koin dalam sepekan terakhir. Namun, dalam setahun terakhir masih mencatatkan kenaikan harga 1.288,09%.
Mata uang kripto yang mengalami penurunan terbesar lainnya adalah Solana (SOL), harganya turun 19,89% dalam sepekan terakhir. Diikuti Crypto.com Coin (CRO) terkoreksi 18,49%, kemudian Ehtereum (ETH) 17,07%, dan Polygon (MATIC) 16,64%. Ada pula Polkadot (DOT), harganya turun 15,92%, Cardano (ADA) 15,43%, Shiba Inu (SHIB) 15,28%, serta Doge Coin (DOGE) turun 12,93% dalam sepekan.
(Baca: Berinvestasi Uang Kripto Berisiko Tinggi, Ini Buktinya!)