Pada 2024, pasokan nikel yang tersedia secara global lebih banyak ketimbang permintaannya.
Menurut data International Energy Agency (IEA), volume pasokan nikel olahan (refining) secara global mencapai 3.484 kiloton (kt) pada 2024.
Sedangkan volume permintaan nikel global pada 2024 hanya 3.371 kt, sehingga ada kelebihan pasokan 113 kt.
"Pasar saat ini kelebihan pasokan, didorong oleh meningkatnya pasokan nikel Indonesia," kata IEA dalam laporan Global Critical Minerals Outlook 2025.
IEA menyatakan, kelebihan pasokan membuat rata-rata harga nikel global pada akhir 2024 turun sekitar 30% dibanding tahun sebelumnya.
"Beberapa faktor berkontribusi terhadap penurunan harga akhir 2024, termasuk peningkatan adopsi LFP [lithium-ferro-phosphate, material alternatif untuk bahan baku baterai selain nikel]," kata IEA.
"Meski demikian, pendorong utama tetaplah kelebihan pasokan, yang sebagian besar didorong oleh volume produksi yang tinggi dari Indonesia," lanjutnya.
(Baca: Proyeksi Harga Nikel Turun pada 2025, Naik Tipis pada 2026)