Imbal hasil (yield) obligasi Indonesia tahun ini naik, seiring dengan meningkatnya ketidakpastian ekonomi global dan melemahnya nilai tukar rupiah.
Namun, di tengah ketidakpastian perekonomian, para investor meminta yield yang lebih tinggi sehingga membuat harga obligasi cenderung terkoreksi.
Menurut data Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), Indonesia Composite Bond Index (ICBI) atau indeks obligasi komposit nasional mencapai level 392,3604 pada akhir perdagangan Jumat (27/12/2024), naik 4,7% dibanding posisi akhir tahun 2023 (year-to-date/ytd).
Dalam periode ini Indonesia Bond Indexes (INDOBeX) Composite Effective Yield naik 6,46% (ytd), menggambarkan naiknya tingkat imbal hasil obligasi dalam negeri secara umum.
Sedangkan INDOBeX Composite Clean Price turun 2,23% (ytd), menandakan turunnya harga bersih obligasi secara umum.
Adapun jika dipecah berdasarkan jenis, kinerja obligasi korporasi tahun ini cenderung lebih kuat dibanding obligasi pemerintah.
Selama periode 29 Desember 2023-27 Desember 2024, INDOBeX Corporate Total Return naik 7,64% (ytd), mencerminkan tingkat pengembalian keseluruhan obligasi korporasi yang meningkat.
Dalam kurun waktu tersebut INDOBeX Corporate Effective Yield atau indeks imbal hasil obligasi korporasi Indonesia naik 6,96% (ytd), dan INDOBeX Corporate Clean Price atau harga bersihnya turun 0,68% (ytd).
Sedangkan INDOBeX Government Total Return naik 4,52% (ytd), tidak setinggi kenaikan tingkat pengembalian keseluruhan obligasi korporasi.
INDOBeX Government Effective Yield atau indeks imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia naik 6,53% (ytd), dan INDOBeX Government Clean Price atau harga bersihnya turun 2,32% (ytd).
(Baca: Nilai Sukuk RI Terbesar ke-3 Global pada 2023)