Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 52,41 poin atau melemah 0,76% ke level 6.863,30 pada penutupan perdagangan Selasa, 2 Mei 2023.
"Sentimen negatif market hari ini dipicu oleh peningkatan risiko pasar terhadap munculnya lagi isu krisis perbankan Amerika Serikat (AS)," kata Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro, dikutip dari Antara, Selasa (2/5/2023).
"Kali ini First Republic Bank menjadi bank terbaru asal AS yang berpotensi collapse, sehingga membuat JP Morgan melakukan langkah akuisisi terhadap bank tersebut agar efeknya tidak menjalar lebih lanjut ke sistem perbankan," lanjutnya.
Nicodimus juga memperkirakan para pelaku pasar masih menantikan hasil rapat komite bank sentral AS, The Fed, yang akan dirilis pada Kamis dini hari waktu Indonesia (4/5/2023).
Kemudian dari dalam negeri, hari ini Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi tahunan berada di level 4,33% (year-on-year/yoy) pada April 2023. Lajunya lebih rendah dibanding inflasi Februari 2023 yang sebesar 5,47% (yoy), serta Maret 2023 yang mencapai 4,97% (yoy).
Berdasarkan data RTI Business, frekuensi perdagangan saham di bursa dalam negeri hari ini sebanyak 1,4 juta kali transaksi.
Total saham berpindah tangan mencapai 15,37 miliar lembar, dengan nilai transaksi mencapai Rp10,29 triliun.
Emiten berkode INTP menjadi top loser setelah melemah 6,91%, diikuti emiten TBIG dan COAL yang terkontraksi masing-masing 6,8% dan 6,79%.
Adapun emiten top gainer hari ini adalah DYAN yang menguat 34,78%, diikuti AMAN dan OBMD yang menguat masing-masing 24,32% dan 18,24%.
Mayoritas saham pada perdagangan hari ini pun ditutup melemah. Rinciannya 368 saham melemah, 187 saham menguat, dan 177 saham stagnan.
(Baca: IHSG Ditutup Melemah meski Mayoritas Bursa Asia Menguat (Jumat, 28 April 2023))