Dalam beberapa pekan belakangan dolar Amerika Serikat (AS) cenderung menguat terhadap mata uang dunia, termasuk mata uang negara-negara Asia dan Indonesia.
Nilai tukar rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) ditutup menguat 0,03% ke level Rp14.981 per dolar AS pada perdagangan Jumat (8/7/2022) dari perdagangan sehari sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan posisi setahun sebelumya, nilai tukar rupiah sudah melemah 2,98% (year on year/yoy). Demikian pula jika dibandingkan dengan posisi akhir 2021, rupiah telah terdepresiasi 4,92% (year to date/ytd).
Sebelumnya rupiah bahkan sempat ditutup di level Rp15.015 per dolar AS pada perdagangan Rabu (6/7/2022). Level tersebut merupakan level terlemah rupiah sejak 8 Mei 2020 seperti terlihat pada grafik.
Meskipun nilai tukar rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS, namun pelemahannya tidak terlalu dalam seperti mata uang negara Asia lainnya. Yen Jepang, misalnya, sudah terdepresiasi hingga dua digit sepanjang tahun ini.
Berikut rincian pelemahan mata uang Asia terhadap dolar AS menurut data Asian Bonds Online sampai Kamis (7/7/2022):
- Yen (Jepang): 15,39% (ytd)
- Peso (Filipina): 9,06% (ytd)
- Won (Korea Selatan): 8,46% (ytd)
- Bath (Thailand): 7,84% (ytd)
- Yuan (Tiongkok): 5,14% (ytd)
- Rupiah (Indonesia): 4,93% (ytd)
- Dolar (Singapura): 3,68% (ytd)
- Dong (Vietnam): 2,37% (ytd)
(Baca: Pelemahan Rupiah Tidak Sedalam Mata Uang Asia Lain sampai Awal Juli 2022)