Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur kembali erupsi pada Senin (13/5/2024) pukul 10.50 WITA. Dalam sepekan terakhir, Gunung Ili Lewotolok sudah erupsi 10 kali.
Melansir informasi letusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi MAGMA Indonesia, tinggi kolom abu teramati sekitar 400 meter di atas puncak (1.823 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30,1 milimeter dan durasi 99 detik.
(Baca: Kalimantan Barat Hasilkan Emisi CO2 dari Karhutla Terbanyak sampai Juli 2023)
Menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok di Level III (Siaga). Pengamatan kegempaan pada 13 Mei 2024 pukul 00.00-06.00 WITA menunjukkan terjadi 106 kali gempa hembusan dengan amplitudo 7,8-18,5 milimeter dan lama gempa 45-198 detik.
PVMBG menghimbau masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/ kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selama tahun 2024, MAGMA Indonesia telah merekam 685 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia. Gunung Semeru di Jawa Timur paling banyak erupsi (239 kali letusan) sedangkan Gunung Ili Lewotolok erupsi 61 kali.
(Baca: 55 Bencana Terjadi pada Tengah September 2023, Karhutla Mendominasi)