Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB sektor tanaman perkebunan Provinsi Papua Tengah pada tahun 2024 mencapai Rp 402,05 miliar. Angka ini menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 15,1% dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp 349,31 miliar. Artinya, ada kenaikan nilai sebesar Rp 52,74 miliar dalam kurun waktu satu tahun.
Pertumbuhan PDRB sektor tanaman perkebunan Papua Tengah pada tahun 2024 ini lebih baik dibandingkan rata-rata pertumbuhan dalam tiga tahun terakhir. Namun, data historis yang terbatas membuat perbandingan lebih komprehensif dengan lima tahun terakhir belum bisa dilakukan. Kenaikan sebesar 15,1% ini menjadi catatan positif bagi perkembangan sektor perkebunan di provinsi tersebut.
(Baca: Jumlah Sekolah SMA di Sulawesi Tenggara 2018 - 2024)
Di tingkat pulau Papua, Papua Tengah menduduki peringkat ke-4 dalam kontribusi PDRB ADHB sektor tanaman perkebunan pada tahun 2024, sama seperti tahun sebelumnya. Secara nasional, Papua Tengah berada di peringkat ke-35. Meskipun tidak ada perubahan peringkat, peningkatan nilai PDRB menunjukkan adanya perkembangan positif di sektor ini.
Kenaikan tertinggi dalam data historis terjadi pada tahun 2024 dengan pertumbuhan 15,1%. Anomali tidak dapat diidentifikasi karena data historis yang tersedia hanya mencakup dua tahun terakhir. Untuk itu, diperlukan data yang lebih panjang untuk menganalisis fluktuasi dan tren secara lebih mendalam.
Secara keseluruhan, PDRB ADHB sektor tanaman perkebunan di Papua Tengah menunjukkan tren positif pada tahun 2024 dengan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun peringkat di tingkat pulau dan nasional tidak berubah, peningkatan nilai PDRB mencerminkan potensi sektor perkebunan di provinsi ini.
Papua Selatan
Papua Selatan menempati urutan kedua di pulau Papua dengan nilai PDRB ADHB sektor tanaman perkebunan mencapai Rp 1.206,09 miliar. Pertumbuhan sebesar 13,61% menunjukkan kinerja yang kuat. Kenaikan nilai sebesar Rp 144,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya menunjukkan kontribusi signifikan sektor ini terhadap perekonomian daerah. Secara nasional, Papua Selatan menduduki peringkat ke-32.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Sulawesi Utara 2015 - 2024)
Papua Barat
Dengan nilai PDRB ADHB sektor tanaman perkebunan sebesar Rp 656,53 miliar, Papua Barat berada di peringkat ketiga di pulau Papua. Pertumbuhan sebesar 3,61% mencerminkan stabilitas sektor ini di wilayah tersebut. Kenaikan nilai sebesar Rp 22,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas perkebunan. Di tingkat nasional, Papua Barat berada di peringkat ke-33.
DI Yogyakarta
DI Yogyakarta, satu-satunya provinsi di luar Papua dalam daftar ini, mencatatkan nilai PDRB ADHB sektor tanaman perkebunan sebesar Rp 537,96 miliar. Pertumbuhan yang signifikan sebesar 14,93% menunjukkan potensi sektor ini di wilayah Jawa. Kenaikan nilai sebesar Rp 69,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya menggambarkan perkembangan positif. Secara nasional, DI Yogyakarta menempati peringkat ke-34.
Papua Barat Daya
Papua Barat Daya menempati peringkat kelima di pulau Papua dengan nilai PDRB ADHB sektor tanaman perkebunan sebesar Rp 320,37 miliar. Pertumbuhan sebesar 8,54% menunjukkan potensi yang belum sepenuhnya tergali di sektor ini. Kenaikan nilai sebesar Rp 25,21 miliar dibandingkan tahun sebelumnya mengindikasikan adanya perkembangan positif. Di tingkat nasional, Papua Barat Daya berada di peringkat ke-36.
Papua Pegunungan
Papua Pegunungan menempati urutan keenam di pulau Papua, dengan nilai PDRB ADHB sektor tanaman perkebunan sebesar Rp 47,87 miliar. Pertumbuhan 14,08%, yang mana adalah pertumbuhan besar setelah Papua Tengah. Dengan selisih nilai sebesar Rp 5,91 miliar dibandingkan tahun sebelumnya mengindikasikan adanya perkembangan positif. Secara nasional, Papua Pegunungan berada di peringkat ke-37.