Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase desa dengan kondisi sinyal telepon kuat di Sulawesi Tenggara pada tahun 2024 sebesar 53,18 persen. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 4,29 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2019-2023) yang sebesar 48,67 persen, persentase tahun 2024 ini menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik. Sementara itu, jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2021-2023) yang sebesar 48,46 persen, kondisi sinyal telepon kuat juga mengalami peningkatan.
Secara historis, persentase desa dengan sinyal telepon kuat di Sulawesi Tenggara mengalami fluktuasi. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2014 dengan pertumbuhan 21,45 persen, sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2019 dengan penurunan -29,82 persen. Pada tahun 2024, terjadi peningkatan setelah sebelumnya stagnan di angka 48,9 persen pada tahun 2020 dan 2021. Anomali terjadi pada tahun 2018, dimana terjadi penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
(Baca: Persentase Rata-Rata Pengeluaran Sebulan per Kapita untuk Makanan di Jambi | 2024)
Di tingkat pulau Sulawesi, Sulawesi Tenggara menempati peringkat ke-4 dalam persentase desa dengan sinyal telepon kuat pada tahun 2024. Nilai ini sama dengan tahun sebelumnya. Sementara itu, secara nasional, Sulawesi Tenggara berada di peringkat ke-19, naik satu peringkat dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan dalam infrastruktur telekomunikasi di wilayah tersebut.
Jika dibandingkan dengan provinsi lain di Sulawesi, nilai Sulawesi Tenggara masih berada di bawah Sulawesi Tengah (56,48 persen) dan Sulawesi Utara (55,88 persen). Namun, Sulawesi Tenggara memiliki persentase yang lebih tinggi dibandingkan Sulawesi Barat (50,15 persen). Peringkat Sulawesi Tenggara di tingkat nasional juga masih berada di bawah Sulawesi Tengah (peringkat 16) dan Sulawesi Utara (peringkat 17).
Meskipun mengalami peningkatan, persentase desa dengan sinyal telepon kuat di Sulawesi Tenggara masih perlu ditingkatkan untuk mencapai pemerataan akses informasi dan komunikasi di seluruh wilayah. Pemerintah daerah dan pusat perlu bekerja sama untuk meningkatkan infrastruktur telekomunikasi, terutama di daerah-daerah terpencil dan sulit dijangkau.
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah menduduki peringkat kedua di pulau Sulawesi dengan persentase desa dengan sinyal telepon kuat mencapai 56,48 persen. Provinsi ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sebesar 27,33 persen. Nilai ini jauh di atas rata-rata pertumbuhan provinsi lain di pulau Sulawesi. Pertumbuhan ini menempatkan Sulawesi Tengah sebagai salah satu daerah dengan perkembangan infrastruktur telekomunikasi yang pesat.
(Baca: Jumlah Sekolah SMK di DKI Jakarta | 2024)
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara mencatatkan persentase desa dengan sinyal telepon kuat sebesar 55,88 persen, menempatkannya di posisi ketiga di Pulau Sulawesi. Meski demikian, pertumbuhan provinsi ini hanya sebesar 3,33 persen. Angka ini relatif stabil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Walaupun pertumbuhannya tidak terlalu tinggi, Sulawesi Utara tetap menjadi salah satu provinsi dengan cakupan sinyal yang baik.
Bali
Bali menduduki peringkat pertama di Pulau Nusa Tenggara dan Bali dengan persentase desa dengan sinyal telepon kuat sebesar 55,23 persen. Akan tetapi mengalami penurunan turun 14,96 persen. Penurunan ini cukup signifikan dibandingkan dengan provinsi lain. Meski demikian, Bali tetap menjadi provinsi dengan cakupan sinyal telepon yang kuat di wilayahnya.
Kep. Riau
Kepulauan Riau memiliki persentase desa dengan sinyal telepon kuat sebesar 51,16 persen. Pertumbuhan yang terjadi di Kepulauan Riau hanya sedikit yaitu 0,45 persen, menempatkannya pada peringkat ke-9 di Pulau Sumatera. Meskipun demikian, Kepulauan Riau masih perlu berupaya meningkatkan infrastruktur telekomunikasinya agar dapat bersaing dengan provinsi lain di Sumatera.
Kalimantan Timur
Kalimantan Timur mencatatkan persentase desa dengan sinyal telepon kuat sebesar 51,14 persen, dengan pertumbuhan mencapai 11,21 persen. Peningkatan ini menunjukkan bahwa Kalimantan Timur memiliki potensi besar dalam pengembangan infrastruktur telekomunikasi. Dengan pertumbuhan yang signifikan, Kalimantan Timur berpeluang untuk meningkatkan peringkatnya di tingkat nasional.
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat berada di peringkat terakhir di Pulau Sulawesi dengan persentase desa dengan sinyal telepon kuat sebesar 50,15 persen. Namun, provinsi ini mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu 44,25 persen. Peningkatan ini menunjukkan adanya upaya yang signifikan dalam meningkatkan infrastruktur telekomunikasi di Sulawesi Barat. Pertumbuhan yang pesat ini memberikan harapan bagi peningkatan akses informasi dan komunikasi di wilayah tersebut.