Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di DKI Jakarta pada tahun 2024 sebanyak 73 unit. Angka ini stabil dibandingkan tahun 2023, namun menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun 2014 yang hanya 65 unit. Meskipun tidak ada perubahan jumlah unit dari tahun sebelumnya, namun terjadi pertumbuhan sebesar 12,3% dari tahun 2014 ke 2024. Jika dibandingkan dengan rata-rata jumlah SMK dalam tiga tahun terakhir (2022-2024) yaitu 73 unit, jumlah SMK di DKI Jakarta pada tahun 2024 masih sesuai dengan rata-rata tersebut.
Jika melihat data historis lima tahun terakhir, jumlah SMK di DKI Jakarta cenderung fluktuatif. Pada tahun 2021, terjadi lonjakan signifikan dengan pertumbuhan sebesar 17.46% menjadi 74 unit, namun kemudian sedikit menurun menjadi 73 unit pada tahun 2022 dan stabil hingga 2024. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2021, dengan selisih 11 unit dari tahun sebelumnya, sedangkan penurunan terendah terjadi pada tahun 2022, dengan selisih -1 unit. Ranking DKI Jakarta menurut pulau Jawa berada di posisi 17 pada tahun 2024, sama dengan tahun sebelumnya. Sementara secara nasional, ranking DKI Jakarta adalah 72.
(Baca: Nilai Ekspor SITC Kode 65 Benang Tenun, Kain Tekstil dan Hasil-Hasilnya Periode 2020-2025)
Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, DKI Jakarta berada di urutan bawah dalam hal jumlah SMK. Ranking ini konsisten selama beberapa tahun terakhir. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa DKI Jakarta memiliki karakteristik demografi dan ekonomi yang berbeda dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa, sehingga jumlah SMK tidak selalu menjadi indikator tunggal kualitas pendidikan kejuruan. Perlu ada pertimbangan faktor lain seperti kualitas pengajar, fasilitas, dan relevansi kurikulum dengan kebutuhan industri.
Anomali terlihat pada tahun 2021 ketika terjadi peningkatan jumlah SMK yang cukup besar. Kenaikan ini perlu diteliti lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor penyebabnya, seperti adanya kebijakan pemerintah, peningkatan minat siswa terhadap pendidikan kejuruan, atau faktor lainnya. Setelah 2021, tren kembali stabil dan cenderung stagnan. Data ini menunjukkan perlunya evaluasi terhadap efektivitas program pendidikan kejuruan di DKI Jakarta.
Secara keseluruhan, data jumlah SMK di DKI Jakarta menunjukkan tren stabil dalam tiga tahun terakhir setelah sempat mengalami lonjakan pada tahun 2021. Meskipun demikian, posisi ranking yang relatif rendah dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa menjadi catatan yang perlu diperhatikan. Perlu ada upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan kejuruan di DKI Jakarta agar dapat bersaing dengan daerah lain dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang kompeten.
Maluku
Provinsi Maluku menempati peringkat ke-4 di pulau tersebut dengan jumlah SMK mencapai 84 unit. Jumlah ini menunjukkan peningkatan sebesar 2.44% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini mengindikasikan adanya perkembangan positif dalam sektor pendidikan kejuruan di Maluku, meski secara nasional masih menempati ranking ke-69. Perlu adanya evaluasi mendalam untuk memahami faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan ini dan menjaganya agar tetap berkelanjutan. Hal ini juga dapat menjadi inspirasi bagi provinsi lain untuk meningkatkan sektor pendidikannya.
(Baca: Volume Ekspor SITC Kode 55 Minyak Atsiri dan Bahan Wangi-Wangian Periode 2023-2025)
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah berada di peringkat ke-12 di pulau Sulawesi dengan jumlah SMK sebanyak 75 unit. Angka ini sama dengan tahun sebelumnya, menunjukkan tidak ada pertumbuhan signifikan. Dengan ranking nasional ke-70, Sulawesi Tengah perlu berupaya lebih keras untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan kejuruan agar dapat bersaing dengan provinsi lain. Meskipun tidak ada penurunan, stagnasi ini mengindikasikan perlunya inovasi dan strategi baru untuk mendorong pertumbuhan sektor pendidikan di wilayah tersebut.
Jambi
Provinsi Jambi, yang berada di Pulau Sumatera, memiliki 74 unit SMK dan menduduki peringkat ke-22 di pulau tersebut. Terjadi penurunan tipis sebesar 1.33% dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini menempatkan Jambi di ranking 71 secara nasional. Penurunan ini perlu dianalisis lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebabnya dan segera diambil tindakan korektif. Pemerintah daerah perlu mengevaluasi program pendidikan kejuruan yang ada dan mencari solusi untuk meningkatkan minat siswa terhadap SMK.
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat berada di peringkat ke-13 di pulau Sulawesi dengan jumlah SMK sebanyak 70 unit. Terjadi penurunan sebesar 1.41% dari tahun sebelumnya. Dengan ranking nasional ke-73, Sulawesi Barat perlu melakukan upaya yang lebih signifikan untuk meningkatkan sektor pendidikan kejuruan. Jumlah ini menunjukkan tantangan besar yang perlu diatasi agar Sulawesi Barat dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan kejuruan. Pemerintah dan pemangku kepentingan terkait perlu bekerja sama untuk merumuskan strategi yang efektif dan berkelanjutan.
Aceh
Provinsi Aceh memiliki 69 unit SMK dan menempati peringkat ke-23 di pulau Sumatera. Jumlah ini menunjukkan peningkatan sebesar 2.99% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan ranking nasional ke-74, Aceh menunjukkan potensi pertumbuhan yang baik dalam sektor pendidikan kejuruan. Pertumbuhan positif ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar Aceh dapat menjadi pusat pendidikan kejuruan yang unggul di Sumatera. Peningkatan ini juga menunjukkan bahwa upaya pemerintah daerah dalam memajukan pendidikan kejuruan mulai membuahkan hasil.
Kep. Riau
Kepulauan Riau memiliki 68 unit SMK dan menduduki peringkat ke-24 di pulau Sumatera. Terjadi penurunan signifikan sebesar 8.11% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan ranking nasional ke-75, Kepulauan Riau menghadapi tantangan serius dalam sektor pendidikan kejuruan. Penurunan ini mengindikasikan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap sistem pendidikan kejuruan di Kepulauan Riau. Pemerintah daerah perlu melakukan investasi yang lebih besar dalam infrastruktur pendidikan, pelatihan guru, dan pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri.