Masih banyak masyarakat yang enggan membayar vaksin virus corona Covid-19 jika diperjualbelikan. Hal itu sebagaimana tergambar dari hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada Rabu, 25 Agustus 2021.
Berdasarkan hasil survei tersebut, sebanyak 76,4% responden mengaku tak mau membeli vaksin corona. Hanya 20,2% responden yang bersedia membeli vaksin corona. Sedangkan, 3,5% responden menyatakan tidak tahu/tidak menjawab.
Wacana vaksin berbayar sebelumnya kembali mengemuka. Masyarakat nantinya diperbolehkan membeli dosis ketiga vaksin corona atau booster mulai Januari 2022 atau saat target vaksinasi 208,6 juta penduduk tercapai.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, biaya vaksin booster yang ditanggung masyarakat tidak mahal. Masyarakat hanya perlu merogoh kocek sebesar US$ 7-8 atau Rp 100 ribu per suntikan.
Meski demikian, biaya vaksin booster bagi peserta BPJS Kesehatan golongan Penerima Bantuan Iruan (PBI) bakal ditanggung oleh pemerintah. Hal tersebut sudah sudah disetujui oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Adapun, Indikator melakukan survei terhadap 1.220 orang di seluruh Indonesia pada 30 Juli hingga 4 Agustus 2021. Survei ini menggunakan metode simple random sampling dengan tingkat toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%.
(Baca: Rasio Vaksinasi Penuh di Malta Capai 81,6%, Tertinggi Dunia)