Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pekerja di sektor pengelolaan sampah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun 2024 sebanyak 630 pekerja. Jumlah ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 420,66% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini juga tercermin dalam selisih nilai sebesar 509 pekerja. Posisi Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam ranking pengelolaan sampah di pulau Kalimantan naik pesat ke peringkat 4, dan secara nasional menempati peringkat 97.
Secara historis, jumlah pekerja di sektor ini di Kabupaten Hulu Sungai Selatan mengalami fluktuasi. Pada tahun 2021, terjadi penurunan tajam turun 72,41%, namun kemudian melonjak tinggi pada tahun 2022 dengan pertumbuhan 426,79%. Meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun 2023, tahun 2024 kembali menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan. Kenaikan tertinggi sebelumnya tercatat pada tahun 2022. Rata-rata pertumbuhan selama 5 tahun terakhir menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan rata-rata 3 tahun terakhir.
(Baca: Sektor Utama Penggerak Perekonomian di Kabupaten Bangkalan pada 2024)
Dibandingkan dengan rata-rata 3 tahun terakhir, jumlah pekerja pada tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan yang jauh lebih baik. Peningkatan ini mengindikasikan adanya perbaikan dalam pengelolaan sampah di kabupaten ini. Anomali terjadi pada tahun 2021, di mana terjadi penurunan terendah dalam 5 tahun terakhir. Namun, pemulihan yang cepat terlihat pada tahun-tahun berikutnya.
Peningkatan jumlah pekerja di sektor pengelolaan sampah ini menunjukkan adanya perhatian yang lebih besar terhadap isu lingkungan dan pengelolaan limbah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2024 ini dapat menjadi indikator positif bagi keberlanjutan lingkungan di wilayah tersebut. Peningkatan ini juga bisa menjadi hasil dari kebijakan pemerintah daerah yang mendorong investasi dan pengembangan sektor pengelolaan sampah.
Berdasarkan data perbandingan di Kalimantan, Kota Samarinda menempati posisi lebih tinggi dengan nilai 625 pekerja dan menduduki peringkat 5 di pulau tersebut. Sementara Kabupaten Hulu Sungai Selatan berada di peringkat 4.
Kabupaten Kampar
Kabupaten Kampar menunjukkan nilai dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 178 dengan pertumbuhan mencapai 303.37%. Kabupaten ini menduduki peringkat 18 di pulau Sumatera dalam pengelolaan sampah. Pertumbuhan yang signifikan ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan investasi dalam sektor pengelolaan sampah di wilayah tersebut, meskipun secara nilai masih relatif rendah dibandingkan daerah lain. Peningkatan ini bisa menjadi hasil dari kebijakan pemerintah daerah yang mendorong investasi dan pengembangan sektor pengelolaan sampah.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Perawatan Kulit Kota Cimahi | 2024)
Kabupaten Bondowoso
Kabupaten Bondowoso menduduki peringkat 64 di pulau Jawa dengan nilai dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1416 dan pertumbuhan -49.93%. Penurunan pertumbuhan ini menunjukkan adanya tantangan dalam mempertahankan atau meningkatkan jumlah pekerja di sektor pengelolaan sampah. Meskipun demikian, nilai yang relatif tinggi dibandingkan beberapa kabupaten lain menunjukkan bahwa sektor ini masih memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Dibandingkan wilayah lain, pertumbuhan di Bondowoso cenderung fluktuatif.
Kabupaten Pekalongan
Kabupaten Pekalongan mencatatkan nilai dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 370 dengan pertumbuhan 70.81%, menduduki peringkat 65 di pulau Jawa. Pertumbuhan yang positif ini menunjukkan adanya peningkatan dalam sektor pengelolaan sampah, meskipun peringkatnya masih relatif rendah dibandingkan dengan kabupaten lain di pulau Jawa. Kenaikan ini bisa menjadi hasil dari investasi atau kebijakan yang mendukung pengembangan sektor ini. Pertumbuhan yang positif ini menandakan potensi yang cukup baik.
Kabupaten Tegal
Kabupaten Tegal menunjukkan nilai dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 656 dengan pertumbuhan negatif -4.27%, menduduki peringkat 66 di pulau Jawa. Penurunan pertumbuhan ini mengindikasikan adanya tantangan dalam mempertahankan kinerja sektor pengelolaan sampah. Dibandingkan dengan wilayah lain di Jawa, kinerja Tegal relatif stabil meskipun mengalami sedikit penurunan. Pemerintah daerah perlu melakukan evaluasi untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan ini.
Kabupaten Maluku Tengah
Kabupaten Maluku Tengah mencatat nilai dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 316 dengan pertumbuhan 98.1%, dan menduduki peringkat 1 di pulau Maluku. Pertumbuhan yang tinggi ini menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam sektor pengelolaan sampah di wilayah tersebut. Pertumbuhan ini mungkin didorong oleh investasi baru atau inisiatif lokal yang berhasil meningkatkan jumlah pekerja di sektor ini. Peringkat pertama di pulau Maluku menunjukkan keberhasilan Kabupaten Maluku Tengah dalam pengelolaan sampah.
Kota Samarinda
Kota Samarinda mencatatkan nilai dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1527 dengan pertumbuhan negatif -59.07%, namun tetap menduduki peringkat 5 di pulau Kalimantan. Penurunan pertumbuhan ini menunjukkan adanya tantangan dalam mempertahankan kinerja sektor pengelolaan sampah di kota ini. Meskipun demikian, peringkat yang masih tinggi menunjukkan bahwa Samarinda tetap menjadi salah satu kota dengan pengelolaan sampah yang baik di Kalimantan. Dibandingkan wilayah lain, Samarinda menunjukkan nilai yang cukup tinggi.