Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Kabupaten Brebes pada tahun 2024 mencapai Rp 3.127,17 Juta. Angka ini menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 6,14% dibandingkan tahun 2023. Peningkatan ini juga terlihat dari nilai nominal yang bertambah sebesar Rp 180,78 Juta dibandingkan tahun sebelumnya. Secara historis, nilai PDRB ini terus meningkat sejak tahun 2010, dengan fluktuasi pertumbuhan yang menarik untuk dicermati.
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Brebes cenderung fluktuatif. Tahun 2020 mengalami penurunan turun 6,03%, sebuah anomali dibandingkan tahun-tahun lainnya. Namun, setelah itu, terjadi pemulihan dan pertumbuhan kembali. Rata-rata pertumbuhan selama lima tahun terakhir (2020-2024) adalah sekitar 2,88%, lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan lima tahun sebelumnya (2015-2019) yang mencapai 5,87%. Kenaikan tertinggi dalam periode historis terjadi pada tahun 2011 sebesar 12.2%, sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2020.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kota Tanggerang Periode 2004 - 2024)
Peringkat Kabupaten Brebes dalam hal PDRB ADHB Pengeluaran Konsumsi Pemerintah di Pulau Jawa pada tahun 2024 adalah 45. Peringkat ini lebih baik dibandingkan tahun 2023 yang berada di peringkat 50. Secara nasional, Kabupaten Brebes berada di peringkat 93 pada tahun 2024, meningkat dari peringkat 99 pada tahun 2023. Peningkatan peringkat ini menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan kabupaten/kota lain di Indonesia.
Jika dibandingkan dengan beberapa kabupaten/kota lain di Pulau Jawa dan Kalimantan yang memiliki data serupa, seperti Kota Banjar Baru (Kalimantan), Kabupaten Pati (Jawa), Kabupaten Kediri (Jawa), Kabupaten Pasuruan (Jawa) dan Kota Depok (Jawa), Kabupaten Muara Enim (Sumatera), nilai PDRB Kabupaten Brebes masih perlu ditingkatkan. Kota Banjar Baru memiliki nilai PDRB tertinggi di antara wilayah yang dibandingkan.
Secara keseluruhan, PDRB ADHB Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Kabupaten Brebes menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan yang fluktuatif. Meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun 2020, pemulihan dan pertumbuhan kembali terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Peningkatan peringkat di tingkat pulau dan nasional menunjukkan perbaikan kinerja, namun masih terdapat ruang untuk meningkatkan nilai PDRB agar dapat bersaing dengan kabupaten/kota lain yang memiliki kinerja lebih baik.
Kota Banjar Baru
Kota Banjar Baru menempati peringkat 10 di Pulau Kalimantan, dengan nilai PDRB mencapai Rp 3.222,12 Juta. Pertumbuhan sebesar 10.89% menunjukkan performa yang kuat, jauh di atas rata-rata pertumbuhan wilayah lain yang dibandingkan. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya mencapai Rp 316,56 Juta. Pertumbuhan yang signifikan ini menempatkan Kota Banjar Baru sebagai salah satu pemimpin dalam pengeluaran konsumsi pemerintah di Kalimantan. Nilai PDRB ini menunjukan Kota Banjar Baru unggul dibandingkan wilayah lainnya yang diperbandingkan.
(Baca: PDRB ADHK Pengeluaran PMTB di Jawa Tengah | 2024)
Kabupaten Pati
Kabupaten Pati, yang berada di Pulau Jawa, memiliki PDRB sebesar Rp 3.202,07 Juta dan menempati peringkat 43 di pulau tersebut. Pertumbuhan PDRB sebesar 4.99% menunjukkan kinerja yang cukup baik, meskipun masih di bawah Kota Banjar Baru. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya adalah Rp 152,06 Juta. Posisi ini menunjukkan Kabupaten Pati perlu berupaya lebih keras untuk meningkatkan pertumbuhan PDRB dan naik peringkat di Pulau Jawa.
Kabupaten Kediri
Kabupaten Kediri mencatatkan PDRB sebesar Rp 3.143,01 Juta dan menduduki peringkat 44 di Pulau Jawa. Pertumbuhan PDRB sebesar 3.05% tergolong moderat, dengan selisih nilai sebesar Rp 93,12 Juta dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan beberapa daerah lain, Kabupaten Kediri perlu mengidentifikasi strategi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pengeluaran konsumsi pemerintah.
Kabupaten Pasuruan
Kabupaten Pasuruan memiliki PDRB sebesar Rp 3.123,37 Juta dan menempati peringkat 46 di Pulau Jawa. Pertumbuhan PDRB sebesar 4.62% menunjukkan kinerja yang stabil, dengan selisih nilai sebesar Rp 137,91 Juta dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan posisi ini, Kabupaten Pasuruan perlu melakukan inovasi dan peningkatan efisiensi dalam pengeluaran pemerintah untuk mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi.
Kota Depok
Kota Depok memiliki PDRB sebesar Rp 3.113,88 Juta dan menempati peringkat 47 di Pulau Jawa. Pertumbuhan PDRB sebesar 0.23% sangat rendah, menunjukkan perlunya evaluasi mendalam terhadap kebijakan pengeluaran pemerintah. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya hanya Rp 7,13 Juta. Posisi ini menunjukkan Kota Depok perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan efektivitas pengeluaran pemerintah.
Kabupaten Muara Enim
Kabupaten Muara Enim, yang berada di Pulau Sumatera, memiliki PDRB sebesar Rp 3.113,14 Juta dan menduduki peringkat 17 di pulau tersebut. Pertumbuhan PDRB sebesar 8.71% menunjukkan kinerja yang kuat, dengan selisih nilai sebesar Rp 249,54 Juta dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan yang signifikan ini menempatkan Kabupaten Muara Enim sebagai salah satu penggerak ekonomi di Sumatera, menunjukkan potensi besar dalam pengeluaran konsumsi pemerintah.