Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, PDRB ADHK Pengeluaran PMTB Kabupaten Semarang pada tahun 2024 mencapai Rp 16.263,56 Juta. Nilai ini menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 6,85% dibandingkan tahun 2023. Ini sekaligus menjadi nilai tertinggi dalam lima tahun terakhir. Secara historis, nilai investasi di Kabupaten Semarang cenderung fluktuatif. Fluktuatif yang dimaksud adalah nilai investasi ini naik dari tahun 2010 hingga 2019, kemudian sempat turun pada tahun 2020, lalu kembali meningkat hingga tahun 2024.
Pertumbuhan investasi tahun 2024 ini lebih baik dibandingkan rata-rata pertumbuhan 3 tahun terakhir (2021-2023) yang sebesar 4,18%. Namun, pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan 5 tahun terakhir (2019-2023) yang mencapai 4,19%. Kenaikan tertinggi dalam periode 2010-2024 terjadi pada tahun 2019 dengan pertumbuhan sebesar 8,44%, sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2020 dengan kontraksi turun 6,05%.
(Baca: Statistik Penduduk Beragama Konghucu di Jawa Barat 2019-2024)
Dalam skala regional Pulau Jawa, Kabupaten Semarang menempati peringkat ke-31 untuk investasi. Ranking ini sama dengan tahun sebelumnya, menunjukkan posisi yang stabil dalam menarik investasi di antara kabupaten/kota lain di Pulau Jawa. Secara nasional, Kabupaten Semarang berada di peringkat ke-45.
Anomali sempat terjadi pada tahun 2020 ketika nilai investasi mengalami penurunan signifikan. Penurunan ini perlu menjadi perhatian untuk dievaluasi faktor-faktor penyebabnya dan diantisipasi agar tidak terulang di masa mendatang. Meskipun demikian, secara keseluruhan, tren investasi di Kabupaten Semarang menunjukkan resiliensi dan kemampuan untuk kembali tumbuh setelah mengalami kontraksi.
Investasi di Kabupaten Semarang mengalami kenaikan tertinggi sebesar Rp 1.043,05 Juta pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa Kabupaten Semarang menjadi salah satu daerah di Pulau Jawa yang menarik untuk berinvestasi.
Kota Kediri
Kota Kediri menduduki peringkat ke-29 di Pulau Jawa dengan nilai PDRB ADHK Pengeluaran PMTB mencapai Rp 17.475,71 Juta. Pertumbuhan investasi di Kota Kediri mencapai 3,51%, menunjukkan perkembangan yang positif meskipun tidak setinggi beberapa wilayah lain. Dibandingkan dengan daerah lain di Jawa, Kota Kediri menunjukkan daya tarik investasi yang cukup baik.
(Baca: Produksi Kakao di Nusa Tenggara Barat | 2024)
Kabupaten Mojokerto
Kabupaten Mojokerto menempati posisi ke-30 di Pulau Jawa. Nilai investasi di kabupaten ini mencapai Rp 16.966,51 Juta. Pertumbuhan investasi sebesar 3,99% menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, Kabupaten Mojokerto menunjukkan performa yang cukup stabil dalam menarik investasi.
Kabupaten Bengkalis
Berbeda dengan wilayah lain di Jawa, Kabupaten Bengkalis berada di Pulau Sumatera dan menduduki peringkat ke-8. Nilai investasinya mencapai Rp 16.643,67 Juta. Pertumbuhan investasi di wilayah ini mencapai 3,29%. Meski berada di luar Jawa, Kabupaten Bengkalis mampu bersaing dengan daerah-daerah lain dalam hal investasi.
Kabupaten Banyumas
Kabupaten Banyumas menempati peringkat ke-32 di Pulau Jawa dengan nilai investasi sebesar Rp 16.094,13 Juta. Pertumbuhan investasi di Banyumas cukup signifikan, mencapai 6,52%. Dengan pertumbuhan ini, Banyumas menunjukkan potensi yang besar untuk menarik investasi di masa depan.
Kabupaten Sukabumi
Kabupaten Sukabumi menempati peringkat ke-33 di Pulau Jawa dengan nilai investasi sebesar Rp 15.335,09 Juta. Pertumbuhan investasi di wilayah ini mencapai 6,75%. Ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, yang menandakan iklim investasi yang positif di Sukabumi.