Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Angka Partisipasi Murni (APM) SMA di Provinsi Bali pada tahun 2024 sebesar 74,19%. Data historis menunjukkan fluktuasi, dengan kenaikan signifikan dari 53,36% di tahun 2003 menjadi 75,6% di tahun 2023, namun sedikit turun menjadi 74,19% di tahun 2024. Penurunan ini turun 1,41%, dengan pertumbuhan -1.87%. Meskipun ada penurunan di tahun 2024, APM SMA Bali masih menunjukkan tren positif dalam dua dekade terakhir.
Rata-rata APM SMA Bali dalam tiga tahun terakhir (2022-2024) adalah 74,83%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024) yaitu 74,20%. Kenaikan tertinggi dalam data historis terjadi pada tahun 2013 dengan pertumbuhan sebesar 6,84% dan selisih nilai 4,07 poin dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan terendah terjadi pada tahun 2024.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Makanan dan Minuman Jadi Kab. Rejang Lebong | 2024)
Secara regional, Bali menduduki peringkat pertama di Nusa Tenggara dan Bali dalam hal APM SMA. Namun, secara nasional, Bali berada di peringkat ketiga pada tahun 2024. Dibandingkan provinsi lain di satu pulau, Bali memiliki capaian yang lebih tinggi dibandingkan Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Anomali terlihat pada tahun 2024, dimana terjadi penurunan setelah tren kenaikan yang cukup stabil selama beberapa tahun terakhir. Penurunan ini perlu diinvestigasi lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti masalah ekonomi, aksesibilitas pendidikan, atau kualitas pendidikan.
Secara keseluruhan, APM SMA di Bali menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam dua dekade terakhir, meskipun terjadi penurunan di tahun 2024. Pemerintah daerah perlu terus berupaya meningkatkan akses dan kualitas pendidikan agar APM SMA di Bali dapat terus meningkat dan bersaing dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia.
(Baca: Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas dengan Status Pekerjaan Bekerja di Perdesaan dan Perkotaan di Aceh | 2024)
DI Yogyakarta
DI Yogyakarta memimpin secara nasional dengan APM SMA sebesar 77,86% dan menduduki peringkat pertama di Pulau Jawa. Pertumbuhan APM di DI Yogyakarta mencapai 1,95% dengan selisih nilai 1,49 poin dari tahun sebelumnya. Data ini menunjukkan komitmen kuat terhadap pendidikan di wilayah tersebut. Dengan pencapaian ini, DI Yogyakarta menjadi contoh bagi daerah lain. DI Yogyakarta menjadi yang teratas dengan menduduki ranking pertama di Pulau Jawa.
Kep. Riau
Kepulauan Riau mencatatkan APM SMA sebesar 77,54%, menduduki peringkat kedua secara nasional. Pertumbuhan APM di Kepulauan Riau cukup signifikan yaitu 4,63%, dengan selisih nilai 3,43 poin dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini menggambarkan efektivitas program pendidikan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan menengah atas. Posisi Kepulauan Riau mengungguli provinsi lain di Pulau Sumatera.
Sumatera Barat
Sumatera Barat mencatatkan APM SMA sebesar 72,5%, dengan pertumbuhan 4,8%. Meski menduduki peringkat keempat secara nasional, Sumatera Barat menunjukkan performa yang solid. Pertumbuhan APM yang stabil menunjukkan bahwa program pendidikan di wilayah tersebut berjalan efektif. Di Pulau Sumatera, posisi Sumatera Barat masih lebih rendah dari Kepulauan Riau.
Kalimantan Timur
Kalimantan Timur mencatatkan APM SMA sebesar 72,37%, dengan pertumbuhan 3,55%. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran akan pentingnya pendidikan menengah atas. Kalimantan Timur berada di peringkat kelima secara nasional. Meski demikian, Kalimantan Timur tetap menjadi salah satu provinsi dengan APM SMA yang cukup tinggi di Indonesia. Untuk wilayah Kalimantan, Kalimantan Timur masih berada dibawah Kalimantan Utara.