Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, Indonesia mengalami kemajuan pesat dalam menurunkan angka kematian bayi.
Hasil long form Sensus Penduduk/SP 2020 menunjukkan, angka kematian bayi Indonesia sebesar 16,85 per 1.000 kelahiran hidup. BPS menyebut angka ini menurun signifikan dari hasil Sensus Penduduk 2010 yang sebesar 26 kematian per 1.000 kelahiran hidup.
"Bahkan selama satu dekade atau dalam rentang 2010 hingga 2020, penurunan angka kematian bayi Indonesia mencapai 35%," tulis BPS dalam laporan Mortalitas di Indonesia Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020, Jumat (2/2/2024).
Angka itu juga turun jauh hingga 90% dalam 50 tahun atau sejak 1971 hingga 2020. Pada 1971, angka kematian begitu tinggi hingga mencapai 145 per 1.000 kelahiran hidup.
BPS menjelaskan, penurunan angka kematian bayi merupakan salah satu program prioritas nasional bidang kesehatan. Ini termasuk indikator pemenuhan layanan dasar dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Adapun target penurunan angka kematian bayi pada 2024 menjadi 16 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup.
BPS menambahkan, pemerintah juga memasang target dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) dengan penurunan menjadi 12 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada 2030.
"Monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan masih perlu dilakukan untuk memastikan keberlanjutan penurunan angka kematian bayi serta untuk mengidentifikasi dan menangani tantangan baru yang mungkin muncul," tulis BPS.
(Baca juga: Ini Sederet Penyebab Kematian Balita di Indonesia pada 2022)