Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah warung/kedai di Kota Solok, Sumatera Barat pada tahun 2024 sebanyak 403 unit. Data historis menunjukkan fluktuasi. Setelah mengalami penurunan dari 254 unit pada 2014 menjadi 250 unit pada 2018, terjadi lonjakan signifikan pada 2019 menjadi 385 unit. Kemudian, jumlahnya sempat menurun menjadi 322 unit pada 2020, sebelum kembali naik menjadi 359 unit pada 2021 dan mencapai puncaknya di tahun 2024. Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi pertumbuhan sebesar 12.26%.
Pertumbuhan 12.26% pada tahun 2024 lebih baik dibandingkan rata-rata pertumbuhan tiga tahun terakhir (2019-2021) yang sebesar 16.36%. Namun, jika dibandingkan lima tahun terakhir (2018-2021), pertumbuhan tahun 2024 lebih rendah. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2019 dengan pertumbuhan sebesar 54%, sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2020 dengan penurunan turun 16.36%. Jika dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya, terlihat anomali kenaikan jumlah warung kedai sangat tinggi di 2019.
(Baca: Jumlah Siswa SMP di DI Yogyakarta | 2024)
Peringkat Kota Solok dalam jumlah warung/kedai di Pulau Sumatera adalah 146 pada tahun 2024, sama dengan tahun 2021, namun lebih baik dari tahun 2020 (146) dan lebih buruk dibandingkan tahun 2019(135). Secara nasional, peringkat Kota Solok adalah 410, juga lebih rendah dari tahun sebelumnya. Data perbandingan menunjukkan bahwa daerah lain seperti Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamuju Utara memiliki jumlah warung/kedai yang lebih tinggi di Pulau Sulawesi.
Kenaikan jumlah warung/kedai tertinggi dalam data historis terjadi pada tahun 2019, dengan penambahan sebanyak 135 unit. Penurunan terendah terjadi pada tahun 2020, dengan penurunan sebanyak 63 unit. Fluktuasi ini menunjukkan dinamika ekonomi lokal yang mungkin dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan pemerintah, kondisi pasar, dan perubahan perilaku konsumen.
Secara keseluruhan, jumlah warung/kedai di Kota Solok menunjukkan tren fluktuatif dalam kurun waktu 2014-2024. Meskipun terjadi pertumbuhan signifikan pada tahun 2019, data menunjukkan adanya penurunan dan kenaikan yang silih berganti. Ini mengindikasikan perlunya analisis lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sektor warung/kedai di wilayah tersebut.
Kabupaten Kepulauan Talaud
Kabupaten Kepulauan Talaud menempati peringkat 59 di Pulau Sulawesi dengan jumlah warung/kedai sebanyak 423 unit. Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi pertumbuhan sebesar 9.59%. Meski pertumbuhan positif, peringkat ini menunjukkan potensi peningkatan mengingat Talaud memiliki potensi ekonomi yang dapat dikembangkan. Pertumbuhan 9.59% ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas ekonomi lokal di wilayah tersebut, meskipun masih perlu upaya untuk meningkatkan daya saing dan memperluas jangkauan pasar.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Kecantikan Kab. Soppeng | 2024)
Kabupaten Toraja Utara
Kabupaten Toraja Utara berada di peringkat 60 di Pulau Sulawesi dengan 415 unit warung/kedai. Pertumbuhan mencapai 31.75%, angka yang signifikan dan menunjukkan perkembangan pesat sektor ini. Namun, dengan peringkat yang masih berada di tengah, Toraja Utara memiliki peluang untuk meningkatkan infrastruktur dan dukungan bagi pelaku usaha kecil. Pertumbuhan yang tinggi ini dapat menjadi modal penting untuk mendorong perekonomian daerah melalui sektor warung dan kedai.
Kabupaten Mamuju Utara
Kabupaten Mamuju Utara menduduki peringkat 61 di Pulau Sulawesi dengan jumlah warung/kedai sebanyak 406 unit. Pertumbuhan sebesar 22.29% menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Investasi lebih lanjut di sektor ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperluas jaringan bisnis lokal. Peringkat ini mengindikasikan bahwa Mamuju Utara memiliki potensi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan, dan dengan dukungan yang tepat, sektor warung dan kedai dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian daerah.
Kabupaten Lingga
Kabupaten Lingga menempati peringkat 147 di Pulau Sumatera dengan 398 unit warung/kedai. Terjadi penurunan turun 1% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini perlu diwaspadai dan dianalisis penyebabnya agar dapat diambil tindakan korektif untuk mendorong kembali pertumbuhan sektor warung dan kedai di wilayah tersebut. Peringkat ini menunjukkan bahwa Lingga menghadapi tantangan dalam mengembangkan sektor ini, dan perlu strategi yang tepat untuk meningkatkan daya saing dan menarik investasi.
Kabupaten Nias Selatan
Kabupaten Nias Selatan menempati peringkat 148 di Pulau Sumatera dengan jumlah warung/kedai sebanyak 397 unit, dengan penurunan turun 7.89%. Penurunan ini memerlukan perhatian serius dan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi ekonomi lokal dan faktor-faktor yang mempengaruhi sektor ini. Perlu adanya intervensi dan dukungan yang lebih besar dari pemerintah daerah untuk membantu pelaku usaha kecil di Nias Selatan. Penurunan ini mengindikasikan adanya masalah struktural atau eksternal yang perlu diatasi agar sektor warung dan kedai dapat kembali tumbuh dan berkontribusi pada perekonomian daerah.
Kabupaten Kepulauan Sangihe
Kabupaten Kepulauan Sangihe berada di peringkat 62 di Pulau Sulawesi dengan jumlah warung kedai sebanyak 379 unit. Jumlah ini mengalami penurunan -4.05%. Menunjukkan bahwa perlu evaluasi dan intervensi untuk mendukung pertumbuhan sektor ekonomi mikro di wilayah tersebut. Dibandingkan dengan daerah lain di Sulawesi, jumlah warung/kedai di Sangihe perlu ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.