Pemerintah berencana memindahkan ibu kota dari DKI Jakarta ke dua kabupaten di Kalimantan Timur, yakni Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara saat ini tengah dilakukan dan pemerintah menargetkan pemindahan ibu kota bakal berlangsung pada 2024 mendatang.
Selain pembangunan calon ibu kota baru, pemerintah juga tengah berfokus pada penurunan angka balita stunting di Indonesia. Apalagi, Presiden Joko Widodo menargetkan agar angka balita stunting pada 2022 sebesar 21,6% bisa turun menjadi 14% pada 2024 mendatang.
“Saya ingatkan kembali mengenai stunting, agar terus ditekankan kepada para bupati dan walikota dicek betul utamanya yang masih tinggi dilihat, dan dimonitor ada selalu penurunan tiap tahunnya," ujar Jokowi di Pembukaan Rakernas APPSI tahun 2023 dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (23/2/2023).
Lantas, bagaimana tren balita stunting di wilayah Kalimantan Timur? Apakah calon ibu kota baru dan wilayah sekitarnya sudah memiliki prevalensi stunting yang cukup rendah?
Menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Kalimantan Timur mencapai 23,9% pada 2022. Provinsi tersebut menempati peringkat ke-16 tertinggi secara nasional.
Prevalensi stunting di calon ibu kota baru Indonesia tersebut masih tergolong tinggi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Berikut kategori prevalensi stunting menurut WHO:
-
<2,5%: sangat rendah
-
2.5 sampai <10%: rendah
-
10 sampai <20%: sedang
-
20 sampai <30%: tinggi
-
>30%: sangat tinggi
Tercatat, prevalensi balita stunting di Kalimantan Timur pada 2022 naik 1,1 poin dari tahun sebelumnya. Pada 2021, prevalensi balita stunting di provinsi ini sebesar 22,8%.
Secara rinci, pada 2022 terdapat 4 kabupaten/kota dengan prevalensi balita stunting di atas rata-rata angka provinsi. Sisanya, 6 kabupaten di bawah angka rata-rata prevalensi balita stunting Kalimantan Timur.
Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Kalimantan Timur pada 2022, yakni mencapai 27,1%. Berikutnya, Kota Samarinda menempati peringkat kedua wilayah dengan prevalensi balita stunting terbesar di Kalimantan Timur yaitu 25,3%.
Di sisi lain, Kabupaten Penajam Paser Utara tercatat memiliki prevalensi balita stunting sebesar 21,8% alias peringkat ke-6 di Kalimantan Timur. Adapun Kabupaten Mahakam Hulu memiliki prevalensi balita stunting terendah di provinsi ini yakni 14,8%.
Berikut prevalensi balita stunting di Kalimantan Timur berdasarkan kabupaten/kota pada 2022:
- Kabupaten Kutai Kartanegara: 27,1%
- Kota Samarinda: 25,3%
- Kabupaten Pasar: 24,9%
- Kabupaten Kutai Timur: 24,7%
- Kabupaten Kutai Barat: 23,1%
- Kabupaten Panajam Paser Utara: 21,8%
- Kabupaten Berau: 21,6%
- Kota Bontang: 21%
- Kota Balikpapan: 19,6%
- Kabupaten Mahakam Hulu: 14,8%
(Baca: Daftar Prevalensi Balita Stunting di Indonesia pada 2022, Provinsi Mana Teratas?)