Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan pada tahun 2024 mencapai Rp 10.300 juta. Data historis menunjukkan pertumbuhan positif selama periode 2010-2024, namun pertumbuhan tahun terakhir sebesar 1,98% merupakan yang terendah dalam lima tahun terakhir.
Rata-rata pertumbuhan PDRB sektor ini dalam tiga tahun terakhir (2022-2024) adalah 7,08%, lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir (2020-2024) yaitu 8,60%. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2020 sebesar 13,77%, sementara peningkatan terendah terjadi pada tahun 2024. Terlihat adanya perlambatan pertumbuhan pada tahun terakhir dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Aneka Barang dan Jasa Kab. Asmat | 2024)
Secara ranking di Pulau Sulawesi, Kabupaten Barru menempati urutan ke-33 pada tahun 2024, turun satu peringkat dibandingkan tahun 2023. Nilai PDRB Kabupaten Barru pada tahun 2024 adalah Rp 10.300 juta. Secara nasional, Kabupaten Barru berada di peringkat ke-276.
Kenaikan tertinggi PDRB sektor pengelolaan limbah di Kabupaten Barru terjadi pada tahun 2020 dengan peningkatan sebesar Rp 960 juta dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan terendah terjadi pada tahun 2024 dengan peningkatan sebesar Rp 200 juta. Anomali terjadi pada tahun 2024, dimana pertumbuhan melambat signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, bahkan di bawah rata-rata pertumbuhan tiga dan lima tahun terakhir.
Perlambatan pertumbuhan ini perlu menjadi perhatian pemerintah daerah. Perlu dilakukan evaluasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sektor ini, serta mencari solusi untuk meningkatkan kinerja sektor pengelolaan limbah di Kabupaten Barru.
Kabupaten Pasaman
Kabupaten Pasaman menempati peringkat ke-63 di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB sektor terkait sebesar Rp 10.490 juta. Pertumbuhan tahunannya tercatat 6,28%, menunjukkan kinerja yang cukup stabil. Kabupaten ini menduduki peringkat ke-273 secara nasional, menunjukkan potensi yang masih bisa ditingkatkan.
(Baca: Jumlah Koperasi Unit Desa (KUD) di Banten | 2024)
Kabupaten Pekalongan
Dengan nilai PDRB Rp 10.450 juta, Kabupaten Pekalongan menempati urutan ke-115 di Pulau Jawa. Pertumbuhan 6,52% mencerminkan perkembangan yang positif, meski berada di posisi yang relatif rendah di antara kabupaten/kota lain di pulau Jawa. Secara nasional, Kabupaten Pekalongan berada di peringkat 274.
Kabupaten Bengkulu Selatan
Kabupaten Bengkulu Selatan mencatatkan nilai PDRB sebesar Rp 10.420 juta dan menempati urutan ke-64 di Pulau Sumatera. Pertumbuhan sebesar 7,87% menunjukkan kinerja yang baik dibandingkan beberapa daerah lain di Sumatera. Peringkat nasionalnya adalah 275, mengindikasikan adanya ruang untuk perbaikan.
Kabupaten Rembang
Kabupaten Rembang memiliki nilai PDRB Rp 10.240 juta dan menduduki peringkat ke-116 di Pulau Jawa. Pertumbuhan 8,02% merupakan salah satu yang tertinggi di antara daerah-daerah yang dibandingkan. Secara nasional, Kabupaten Rembang berada di peringkat 277.
Kabupaten Tapanuli Utara
Kabupaten Tapanuli Utara mencatatkan nilai PDRB sektor terkait sebesar Rp 10.210 juta dan berada di urutan ke-65 di Pulau Sumatera. Pertumbuhan 3,97% menunjukkan laju yang lebih lambat dibandingkan daerah lain. Kabupaten ini menempati peringkat ke-278 secara nasional.
Kabupaten Tebo
Kabupaten Tebo berada di peringkat 66 di Pulau Sumatera, dengan nilai PDRB sektor ini sebesar Rp 10.110 juta. Pertumbuhan yang signifikan sebesar 17,56% menunjukkan peningkatan yang pesat dibandingkan kabupaten lain. Secara nasional, Kabupaten Tebo berada di peringkat 279.