Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB sektor konstruksi Sulawesi Barat pada 2024 mencapai Rp 4.618,63 miliar. Data historis menunjukkan pertumbuhan positif dengan kenaikan Rp 324 miliar dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan sektor ini mencapai 7,54 persen.
Secara historis, pertumbuhan tertinggi PDRB konstruksi Sulawesi Barat terjadi pada 2011 dengan 16,25 persen. Pertumbuhan terendah terjadi pada 2020 dengan kontraksi turun 12,95 persen. Rata-rata pertumbuhan selama lima tahun terakhir (2020-2024) adalah 3,91 persen, lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan lima tahun sebelumnya (2015-2019) sebesar 11,98 persen. Hal ini menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan sektor konstruksi dalam lima tahun terakhir.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Jawa Timur Periode 2018-2023)
Ranking PDRB konstruksi Sulawesi Barat di tingkat pulau Sulawesi pada 2024 adalah tetap pada posisi ke-6. Secara nasional, ranking Sulawesi Barat berada pada posisi ke-37. Anomali terjadi pada tahun 2020, dimana terjadi penurunan yang cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya. Namun, sektor ini kembali pulih dan menunjukkan pertumbuhan positif di tahun-tahun berikutnya, meski belum mampu menyamai laju pertumbuhan sebelum tahun 2020.
Dibandingkan dengan provinsi lain di pulau Sulawesi, nilai PDRB konstruksi Sulawesi Barat masih berada di urutan terbawah. Namun, pertumbuhan sebesar 7,54 persen menunjukkan potensi pembangunan infrastruktur dan sektor konstruksi di Sulawesi Barat. Pemerintah daerah perlu mendorong investasi dan menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk meningkatkan pertumbuhan sektor konstruksi.
Perkembangan PDRB sektor konstruksi di Sulawesi Barat menunjukkan dinamika yang fluktuatif. Setelah mengalami kontraksi pada 2020, sektor ini mampu bangkit kembali dan mencatatkan pertumbuhan positif. Meskipun demikian, perlu adanya upaya berkelanjutan untuk meningkatkan daya saing dan menarik investasi agar sektor konstruksi dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Barat.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Lampung Periode 2018-2023)
Papua Pegunungan
Papua Pegunungan menduduki peringkat ke-6 di tingkat pulau Papua dengan nilai PDRB konstruksi mencapai Rp 5.281,3 miliar. Pertumbuhan sektor ini tercatat sebesar 7,09 persen. Jika dibandingkan dengan provinsi lain, Papua Pegunungan menunjukkan potensi yang cukup menjanjikan dalam pengembangan infrastruktur dan sektor konstruksi. Nilai ini menunjukkan bahwa Papua Pegunungan memiliki potensi besar untuk terus mengembangkan sektor konstruksi dan infrastruktur. Pertumbuhan ini didorong oleh berbagai proyek pembangunan yang sedang berjalan maupun yang akan datang. Hal ini menjadikan Papua Pegunungan sebagai salah satu wilayah yang menjanjikan bagi para investor di sektor konstruksi.
Bengkulu
Bengkulu berada di peringkat ke-10 di pulau Sumatera dengan nilai PDRB konstruksi sebesar Rp 5.082,61 miliar. Pertumbuhan sektor konstruksi di Bengkulu mencapai 6,38 persen. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa sektor konstruksi di Bengkulu terus berkembang meskipun dengan laju yang sedikit lebih lambat dibandingkan dengan Papua Pegunungan. Dilihat dari sisi nilai, PDRB sektor konstruksi Bengkulu lebih rendah dari Papua Pegunungan. Peringkat ini menunjukkan bahwa Bengkulu memiliki potensi untuk mengembangkan sektor konstruksi lebih lanjut. Untuk meningkatkan pertumbuhan sektor konstruksi, Bengkulu perlu berfokus pada pembangunan infrastruktur.
Maluku
Maluku menduduki peringkat pertama di pulau Maluku dengan nilai PDRB konstruksi mencapai Rp 4.870,75 miliar. Pertumbuhan sektor konstruksi di Maluku tercatat sebesar 7,22 persen. Pertumbuhan ini menandakan bahwa Maluku memiliki potensi besar di sektor konstruksi dan mampu bersaing dengan provinsi lain di Indonesia Timur. Di sisi lain, nilai PDRB Konstruksi Maluku juga lebih tinggi dibandingkan Bengkulu. Hal ini menunjukkan bahwa Maluku mampu memanfaatkan sumber daya dan peluang yang ada untuk mendorong pertumbuhan sektor konstruksi.
Maluku Utara
Maluku Utara menempati peringkat ke-2 di pulau Maluku dengan nilai PDRB konstruksi mencapai Rp 4.064,82 miliar. Pertumbuhan sektor konstruksi di Maluku Utara mencapai 8,93 persen, menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan ketiga provinsi lainnya. Meskipun nilai PDRB lebih rendah dari Maluku, persentase pertumbuhan yang tinggi menunjukkan potensi besar Maluku Utara di sektor ini. Peningkatan ini dapat diartikan bahwa investasi dan pembangunan infrastruktur di Maluku Utara sedang mengalami peningkatan signifikan, membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.