Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Harga Konstan Kabupaten Malang pada tahun 2024 mencapai Rp 79,50 triliun. Data historis menunjukkan pertumbuhan yang positif dari tahun 2010 hingga 2024, meskipun sempat mengalami kontraksi pada tahun 2020 akibat pandemi Covid-19. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2019 sebesar 5,49%, sedangkan penurunan terdalam terjadi pada tahun 2020, yaitu -2,68%.
Secara keseluruhan, PDRB Harga Konstan Kabupaten Malang menunjukkan tren peningkatan. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir (2019-2023) sebesar 3,79%, pertumbuhan tahun 2024 sedikit lebih tinggi, yaitu 4,96%. Peringkat Kabupaten Malang di Pulau Jawa dalam hal PDRB Harga Konstan adalah 22, menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya (23). Secara nasional, Kabupaten Malang menduduki peringkat 33.
(Baca: PDRB ADHB Sektor Konstruksi di Sulawesi Selatan | 2024)
Jika dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur, pertumbuhan PDRB Kabupaten Malang pada tahun 2024 relatif stabil. Kenaikan tertinggi dalam periode historis terjadi pada tahun 2019 dengan nilai Rp 3,41 triliun. Tahun 2020 menjadi anomali dengan penurunan sebesar Rp 1,83 triliun, yang dapat dikaitkan dengan dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 yang melanda berbagai sektor.
Kondisi fluktuatif terlihat pada periode 2020-2022, di mana terjadi penurunan tajam kemudian diikuti dengan pemulihan. Hal ini mengindikasikan bahwa ekonomi Kabupaten Malang cukup responsif terhadap perubahan kondisi eksternal, khususnya pandemi. Setelah tahun 2020, pertumbuhan kembali positif, menunjukkan resiliensi ekonomi daerah.
Secara persentase, pertumbuhan PDRB Harga Konstan Kabupaten Malang pada tahun 2024 sebesar 4,96% menempatkannya pada posisi yang cukup baik di antara kabupaten/kota lain di Jawa Timur. Meskipun tidak mencapai pertumbuhan tertinggi dalam lima tahun terakhir, angka ini menunjukkan stabilitas dan kemampuan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan setelah melewati masa sulit pandemi.
Kota Pekanbaru
Kota Pekanbaru menduduki peringkat 4 di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB Harga Konstan sebesar Rp 86,02 triliun. Pertumbuhan sebesar 4,61% menunjukkan stabilitas ekonomi yang cukup baik, walaupun sedikit di bawah pertumbuhan rata-rata beberapa daerah lainnya. Dibandingkan dengan Kabupaten Malang, Kota Pekanbaru memiliki nilai PDRB yang lebih tinggi, namun pertumbuhan persentasenya tidak jauh berbeda. Secara keseluruhan, Pekanbaru menunjukkan kinerja ekonomi yang solid di wilayah Sumatera.
(Baca: Data 2024: PDRB ADHB per Kapita Kabupaten Tanah Laut Rp.58,23 Juta)
Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang menempati peringkat 5 di Pulau Sumatera dengan PDRB Harga Konstan sebesar Rp 83,87 triliun. Pertumbuhannya mencapai 5,36%, lebih tinggi dibandingkan Kota Pekanbaru. Hal ini menandakan bahwa Deli Serdang mengalami perkembangan ekonomi yang cukup pesat. Namun, posisinya masih di bawah Pekanbaru dari segi nilai total PDRB.
Kota Bekasi
Kota Bekasi berada di peringkat 21 di Pulau Jawa dengan nilai PDRB sebesar Rp 81,25 triliun. Pertumbuhannya mencapai 5,19%, menunjukkan performa yang cukup baik di antara kota-kota di Jawa. Meskipun peringkatnya tidak setinggi beberapa daerah lain, pertumbuhan ekonomi Bekasi tetap menjanjikan. Besaran nilai PDRB ini menunjukkan aktivitas ekonomi yang signifikan di wilayah tersebut.
Kabupaten Bengkalis
Kabupaten Bengkalis menempati peringkat 6 di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB sebesar Rp 78,70 triliun. Pertumbuhan ekonomi daerah ini tercatat sebesar 0,93%. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Bengkalis mengalami pertumbuhan yang paling lambat jika dibandingkan dengan daerah lain dalam data. Walaupun begitu, angka ini masih menunjukkan kontribusi positif terhadap perekonomian Sumatera.
Kabupaten Kudus
Kabupaten Kudus menduduki peringkat 23 di Pulau Jawa dengan nilai PDRB sebesar Rp 75,01 triliun. Pertumbuhan ekonomi Kudus sebesar 2,78%. Dibandingkan daerah-daerah lain di Pulau Jawa, pertumbuhan Kudus berada di bawah rata-rata.
Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan berada di peringkat 24 di Pulau Jawa dengan nilai PDRB sebesar Rp 73,05 triliun. Pertumbuhan ekonominya mencapai 5,02%. Meskipun peringkatnya tidak terlalu tinggi, pertumbuhan Kota Tangerang Selatan cukup solid dan menjanjikan.