Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB Sektor Konstruksi Sulawesi Selatan pada tahun 2024 mencapai Rp94.072,51 miliar. Data historis menunjukkan pertumbuhan positif dari tahun 2010 hingga 2024, dengan nilai tertinggi pada tahun 2024. Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi kenaikan sebesar Rp1.630,91 miliar atau 1,76%. Kenaikan ini sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan 3 tahun terakhir (2021-2023) yang mencapai 8,48% dan juga 5 tahun terakhir (2019-2023) sebesar 6,69%.
Pertumbuhan tertinggi dalam 5 tahun terakhir terjadi pada tahun 2019, yaitu sebesar 16,81%. Sementara pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2020, yaitu sebesar 1,76%. Anomali terlihat pada tahun 2020 dan 2024, di mana pertumbuhan melambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan adanya faktor eksternal yang mempengaruhi sektor konstruksi di Sulawesi Selatan pada tahun-tahun tersebut.
(Baca: Peringkat dan Jumlah Kunjungan Situs Olahraga Periode April 2025)
Secara regional di Pulau Sulawesi, Sulawesi Selatan menduduki peringkat pertama dalam kontribusi PDRB sektor konstruksi. Peringkat ini konsisten selama lima tahun terakhir. Secara nasional, Sulawesi Selatan berada di peringkat 9 pada tahun 2024, mengalami penurunan dari peringkat 8 pada tahun 2023. Meskipun demikian, nilai PDRB sektor konstruksi Sulawesi Selatan tetap signifikan dibandingkan provinsi lain di Indonesia.
Kenaikan PDRB sektor konstruksi Sulawesi Selatan tertinggi terjadi pada tahun 2019, yaitu sebesar Rp9.004,98 miliar. Sementara kenaikan terendah terjadi pada tahun 2020, yaitu sebesar Rp1.252 miliar. Fluktuasi ini menunjukkan bahwa sektor konstruksi di Sulawesi Selatan cukup dinamis dan rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi dan kebijakan pemerintah.
Anomali pada tahun 2020 dan 2024 perlu menjadi perhatian. Pertumbuhan yang melambat mengindikasikan adanya tantangan yang perlu diatasi agar sektor konstruksi Sulawesi Selatan dapat terus berkontribusi positif terhadap perekonomian daerah. Faktor-faktor seperti pandemi COVID-19 dan perubahan kebijakan pemerintah dapat menjadi penyebab melambatnya pertumbuhan sektor ini.
Riau
Riau menempati peringkat ke-2 di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB konstruksi sebesar Rp106.657,2 miliar. Pertumbuhan PDRB Riau menunjukkan angka 7,28% dibandingkan tahun sebelumnya. Secara nasional, Riau menduduki peringkat ke-6.
(Baca: Harga Cabai Merah Besar di Kalimantan Timur Paling Mahal di Indonesia (Jumat, 8 Agustus 2025))
Banten
Provinsi Banten menduduki peringkat ke-5 di Pulau Jawa dengan nilai PDRB sektor konstruksi sebesar Rp102.165,15 miliar. Pertumbuhan PDRB Banten tercatat sebesar 6,79%. Secara nasional, Banten berada di urutan ke-7.
Kalimantan Timur
Kalimantan Timur memimpin di Pulau Kalimantan dengan nilai PDRB konstruksi mencapai Rp101.874,2 miliar. Pertumbuhan PDRB Kalimantan Timur sangat tinggi, yaitu 17,09%. Secara nasional, provinsi ini menduduki peringkat ke-8.
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan menempati peringkat ke-3 di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB konstruksi sebesar Rp71.717,14 miliar. Pertumbuhan PDRB Sumatera Selatan menunjukkan angka 6,6%. Secara nasional, Sumatera Selatan menduduki peringkat ke-10.
Kep. Riau
Kepulauan Riau menempati peringkat ke-4 di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB konstruksi sebesar Rp71.355,76 miliar. Pertumbuhan PDRB Kepulauan Riau menunjukkan angka 6,52%. Secara nasional, Kepulauan Riau menduduki peringkat ke-11.
Lampung
Lampung menempati peringkat ke-5 di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB konstruksi sebesar Rp45.812,23 miliar. Pertumbuhan PDRB Lampung menunjukkan angka 3,52%. Secara nasional, Lampung menduduki peringkat ke-12.