Hasil survei Katadata Insight Center (KIC), Change.org, dan Kawal Covid-19 menunjukkan, ada 0,2% responden non-tenaga kesehatan di Indonesia yang telah mendapatkan dosis ketiga vaksin virus corona atau booster. Dari jumlah itu, mayoritas atau 25% responden mendapatkan vaksin booster karena memiliki kenalan yang mengurus tempat vaksinasi.
Sebanyak 18,8% responden yang telah disuntik vaksin booster mendapat informasi dari media sosial. Kemudian, sebanyak 12,5% responden mendapatkan vaksin booster karena ditawari oleh pejabat setempat.
Ada pula 12,5% responden yang mendapatkan vaksin booster karena membayar ke perusahaan. Sementara, 25% responden mendapatkan dosis ketiga vaksin corona melalui cara lainnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menilai, pemberian vaksin booster kepada orang yang bukan tenaga kesehatan tidak etis pada saat ini. Sebab, masih banyak orang yang belum mendapatkan vaksin corona, bahkan pada tahap pertama.
Hal senada disampaikan oleh vaksinolog Dirga Sakti Rambe. Menurut Dirga, pemberian vaksin booster bagi masyarakat umum tidak akan berdampak besar. Pasalnya, upaya pengendalian pandemi corona hanya bisa dilakukan dengan membangun kekebalan kelompok (herd immunity), bukan individu.
Adapun, survei ini diadakan secara daring terhadap 8.299 responden pada 6-22 Agustus 2021. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6.468 responden menyatakan telah mengikuti vaksinasi corona.
(Baca: Proses Merepotkan Jadi Alasan Utama Masyarakat Belum Vaksinasi Meski Bersedia)