Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Persentase Desa dengan Kondisi Sinyal Telepon Kuat di Kota Jakarta Timur pada tahun 2024 sebesar 50.77 persen. Data historis menunjukkan fluktuasi signifikan dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2019, terjadi lonjakan pertumbuhan tertinggi sebesar 37.5 persen, diikuti penurunan tajam turun 19.51 persen pada tahun 2024. Rata-rata pertumbuhan selama lima tahun terakhir adalah -1.75 persen, mengindikasikan penurunan dibandingkan rata-rata pertumbuhan tiga tahun terakhir turun 5.25 persen.
Perbandingan dengan tahun-tahun sebelumnya mengungkapkan bahwa tahun 2024 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Nilai terendah dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2018 dengan 49.23 persen. Sementara itu, nilai tertinggi tercatat pada tahun 2019 dengan 67.69 persen. Secara keseluruhan, data menunjukkan ketidakstabilan dalam ketersediaan sinyal telepon yang kuat di desa-desa Kota Jakarta Timur dalam periode tersebut.
(Baca: Jumlah Desa dan Kelurahan Tercoverage Sinyal di Banten | 2024)
Dari sisi ranking, posisi Kota Jakarta Timur juga mengalami perubahan. Peringkat terendah dalam lima tahun terakhir adalah 310 dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia pada tahun 2024. Sedangkan peringkat terbaik terjadi pada tahun 2019 dengan posisi 107. Perubahan ranking ini mencerminkan bahwa kinerja Kota Jakarta Timur dalam menyediakan sinyal telepon yang kuat bagi desa-desanya tidak konsisten dan cenderung menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Pulau Jawa, Kota Jakarta Timur menempati peringkat yang kurang menggembirakan. Data perbandingan menunjukkan bahwa terdapat kabupaten/kota lain di Pulau Jawa yang memiliki persentase desa dengan sinyal kuat yang lebih tinggi. Secara nasional, Kota Jakarta Timur berada di peringkat 310 dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia, menunjukkan bahwa masih banyak daerah lain yang memiliki kinerja lebih baik dalam hal ini.
Data menunjukkan anomali pada tahun 2019, di mana terjadi peningkatan signifikan dalam persentase desa dengan sinyal telepon kuat. Namun, tren ini tidak berlanjut dan cenderung menurun pada tahun-tahun berikutnya. Kondisi ini mengindikasikan adanya faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi ketersediaan sinyal telepon di desa-desa Kota Jakarta Timur, seperti investasi infrastruktur telekomunikasi yang tidak merata atau perubahan regulasi yang berdampak pada kualitas sinyal.
Kabupaten Sikka
Kabupaten Sikka menduduki peringkat ke-22 di antara kabupaten/kota di Nusa Tenggara dan Bali dengan nilai persentase desa bersinyal kuat sebesar 43.75 persen. Meskipun demikian, nilai ini mencerminkan pertumbuhan positif sebesar 16.64 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini menunjukkan adanya upaya yang dilakukan di Kabupaten Sikka dalam meningkatkan infrastruktur telekomunikasi dan memperluas jangkauan sinyal di wilayah pedesaan. Meski memiliki nilai yang cukup signifikan, peringkat Kabupaten Sikka menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk perbaikan dan pengembangan lebih lanjut dalam menyediakan akses telekomunikasi yang memadai bagi seluruh masyarakatnya.
(Baca: Jumlah Penduduk Menurut Umur di Kab. Solok Selatan | 2024)
Kabupaten Seluma
Dengan persentase 54.46, Kabupaten Seluma menempati urutan ke-118 di Pulau Sumatera, menunjukkan perlunya peningkatan infrastruktur telekomunikasi di wilayah ini. Pertumbuhan negatif turun 6.36 persen mengindikasikan adanya tantangan dalam mempertahankan atau meningkatkan kualitas sinyal telepon di desa-desa. Dibandingkan dengan daerah lain, Kabupaten Seluma perlu berinvestasi lebih banyak dalam pengembangan infrastruktur dan teknologi telekomunikasi agar dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
Kabupaten Tanah Bumbu
Kabupaten Tanah Bumbu menduduki peringkat ke-23 di Kalimantan dengan persentase desa bersinyal kuat sebesar 53.02. Meski demikian, pertumbuhan negatif turun 3.89 mengindikasikan adanya penurunan kualitas sinyal dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk meningkatkan posisinya, Kabupaten Tanah Bumbu perlu melakukan evaluasi terhadap infrastruktur telekomunikasi yang ada dan mencari solusi untuk meningkatkan kualitas sinyal, terutama di daerah-daerah terpencil. Peningkatan ini penting untuk mendukung aktivitas ekonomi, pendidikan, dan sosial masyarakat setempat.
Kabupaten Maybrat
Kabupaten Maybrat berada di urutan ke-9 di Pulau Papua dengan persentase desa yang memiliki sinyal telepon kuat sebesar 49.23. Meskipun berada di peringkat yang cukup baik di tingkat pulau, namun dengan pertumbuhan 3.12, Kabupaten Maybrat masih perlu berupaya untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan sinyal di wilayahnya. Investasi dalam infrastruktur telekomunikasi dan pelatihan teknis bagi masyarakat setempat dapat membantu meningkatkan ketersediaan dan kualitas sinyal telepon di desa-desa. Ini akan membantu meningkatkan konektivitas dan memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang lebih besar bagi masyarakat Kabupaten Maybrat.
Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Kabupaten Hulu Sungai Selatan menempati posisi ke-24 di Kalimantan dengan nilai persentase desa bersinyal kuat sebesar 50.68. Dengan pertumbuhan 0, hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Hulu Sungai Selatan perlu lebih fokus dalam meningkatkan kualitas infrastruktur telekomunikasi. Dengan upaya yang tepat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat memperbaiki posisinya dan memastikan bahwa lebih banyak desa memiliki akses terhadap sinyal telepon yang kuat.
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan berada di peringkat 119 di Sumatera, dengan persentase desa bersinyal kuat sebesar 49.81 persen. Pertumbuhan 1.55 menunjukkan adanya sedikit peningkatan, tetapi masih perlu upaya lebih lanjut untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas sinyal. Peningkatan ini akan membantu meningkatkan konektivitas dan memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang lebih besar bagi masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.