Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB Pengeluaran LNPRT Kabupaten Pelalawan tahun 2024 mencapai Rp 293.050 juta. Terjadi pertumbuhan signifikan sebesar 18.19% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan 5 tahun terakhir (2019-2023) yang sebesar 6.21%. Peningkatan ini juga tercermin dari selisih nilai dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 45.100 juta, menunjukkan ekspansi ekonomi yang cukup besar dalam sektor ini. Ranking Kabupaten Pelalawan di Pulau Sumatera adalah 54, dan secara nasional berada di peringkat 219.
PDRB Pengeluaran LNPRT Kabupaten Pelalawan dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan fluktuasi, tetapi secara umum mengalami pertumbuhan. Pada tahun 2021, terjadi penurunan turun 2.9%, namun kemudian kembali meningkat. Kenaikan tertinggi tercatat pada tahun 2024 dengan pertumbuhan 18.19%, sedangkan kenaikan terendah terjadi pada tahun 2016 dengan pertumbuhan 5.4%. Kondisi tahun 2024 ini merupakan yang terbaik dalam 5 tahun terakhir jika dilihat dari persentase pertumbuhan.
(Baca: PDRB ADHK Sektor Pertambangan dan Penggalian di Jawa Barat | 2024)
Dibandingkan dengan rata-rata 3 tahun sebelumnya (2021-2023), PDRB Kabupaten Pelalawan tahun 2024 menunjukkan peningkatan yang signifikan. Rata-rata PDRB 3 tahun terakhir adalah Rp 216.816,67 juta, sedangkan pada tahun 2024 mencapai Rp 293.050 juta. Hal ini menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan periode sebelumnya. Meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun 2021, pemulihan dan peningkatan yang terjadi setelahnya menunjukkan resiliensi ekonomi daerah.
Jika dibandingkan dengan daerah lain di Pulau Sumatera, Kabupaten Pelalawan menempati peringkat 54. Meskipun peringkat ini tidak terlalu tinggi, namun menunjukkan adanya potensi pertumbuhan yang dapat dioptimalkan. Secara nasional, Kabupaten Pelalawan berada di peringkat 219. Peringkat ini memberikan gambaran mengenai posisi Kabupaten Pelalawan dalam konteks ekonomi nasional, serta area yang perlu ditingkatkan untuk mencapai performa yang lebih baik.
Kenaikan PDRB Pengeluaran LNPRT Kabupaten Pelalawan tertinggi terjadi pada tahun 2024, dengan pertumbuhan 18.19%. Sementara kenaikan terendah terjadi pada tahun 2016 dengan pertumbuhan 5.4%. Anomali terjadi pada tahun 2021 dengan penurunan -2.9%. Meskipun demikian, pemulihan yang cepat setelahnya menunjukkan kemampuan daerah dalam menghadapi tantangan ekonomi. Pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2024 menjadi momentum penting bagi Kabupaten Pelalawan untuk terus meningkatkan kinerja ekonominya.
Kabupaten Mimika
Kabupaten Mimika, Papua, mencatatkan PDRB Pengeluaran LNPRT yang mengesankan. Dengan nilai Rp 297.250 juta, wilayah ini menduduki peringkat ke-4 di Pulau Papua, menunjukkan kontribusi ekonomi yang signifikan. Pertumbuhan sebesar 15.79% menunjukkan dinamika ekonomi yang positif. Selisih nilai sebesar Rp 40.540 juta dibandingkan tahun sebelumnya mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas ekonomi yang cukup besar. Dengan peringkat 216 secara nasional, Kabupaten Mimika menjadi salah satu penggerak ekonomi di wilayah Papua.
(Baca: PDRB ADHB Sektor Industri Pengolahan di Papua Barat Daya | 2024)
Kabupaten Padang Pariaman
Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, menunjukkan kinerja PDRB Pengeluaran LNPRT yang cukup stabil. Dengan nilai Rp 294.970 juta, wilayah ini menempati peringkat 53 di Pulau Sumatera. Meskipun pertumbuhan hanya sebesar 6.87%, namun selisih nilai sebesar Rp 18.970 juta tetap menunjukkan adanya peningkatan ekonomi. Secara nasional, Kabupaten Padang Pariaman berada di peringkat 217. Pertumbuhan ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan untuk mencapai potensi ekonomi yang lebih optimal.
Kabupaten Sumba Timur
Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, mencatatkan nilai PDRB Pengeluaran LNPRT sebesar Rp 294.840 juta. Wilayah ini menduduki peringkat 14 di Pulau Nusa Tenggara dan Bali. Pertumbuhan sebesar 12.91% menunjukkan perkembangan ekonomi yang cukup baik. Dengan selisih nilai sebesar Rp 33.710 juta, Kabupaten Sumba Timur menunjukkan adanya aktivitas ekonomi yang signifikan. Secara nasional, wilayah ini berada di peringkat 218, menunjukkan potensi yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
Kabupaten Sumbawa
Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, memiliki nilai PDRB Pengeluaran LNPRT sebesar Rp 290.690 juta. Dengan peringkat 15 di Pulau Nusa Tenggara dan Bali, wilayah ini menunjukkan kontribusi yang cukup besar. Pertumbuhan sebesar 14.05% mencerminkan adanya perkembangan ekonomi yang positif. Selisih nilai sebesar Rp 35.820 juta menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi yang cukup signifikan. Secara nasional, wilayah ini berada di peringkat 220.
Kabupaten Bulukumba
Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, mencatatkan nilai PDRB Pengeluaran LNPRT sebesar Rp 284.860 juta. Dengan peringkat 21 di Pulau Sulawesi, wilayah ini menunjukkan kontribusi ekonomi yang cukup baik. Pertumbuhan sebesar 21.45% adalah yang tertinggi di antara kabupaten yang dibandingkan, mencerminkan dinamika ekonomi yang sangat positif. Selisih nilai sebesar Rp 50.320 juta adalah yang terbesar, menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi yang sangat signifikan. Secara nasional, wilayah ini berada di peringkat 221.
Kabupaten Konawe Selatan
Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, memiliki nilai PDRB Pengeluaran LNPRT sebesar Rp 284.570 juta. Dengan peringkat 22 di Pulau Sulawesi, wilayah ini menunjukkan kontribusi ekonomi yang cukup baik. Pertumbuhan sebesar 17.54% mencerminkan adanya perkembangan ekonomi yang positif. Selisih nilai sebesar Rp 42.470 juta menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi yang signifikan. Secara nasional, wilayah ini berada di peringkat 222.