Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, PDRB ADHK Sektor Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Cianjur pada tahun 2024 mencapai Rp 99,07 miliar. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,21% dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai ini lebih tinggi sedikit dibandingkan rata-rata pertumbuhan 5 tahun terakhir (2019-2023) yang berada di angka 3,34%.
Pertumbuhan tertinggi dalam kurun waktu 2010-2024 terjadi pada tahun 2021 dengan angka 8,36%, sementara pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2020 dengan penurunan turun 0,5%. Secara umum, PDRB sektor ini menunjukkan tren fluktuatif, dengan kenaikan signifikan di beberapa tahun yang kemudian diikuti oleh perlambatan atau penurunan di tahun berikutnya. Selisih nilai terbesar terjadi pada tahun 2021 dengan peningkatan sebesar Rp 6,76 miliar.
(Baca: PDRB ADHK Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Periode 2013-2024)
Secara ranking, Kabupaten Cianjur berada di peringkat 73 di Pulau Jawa untuk PDRB ADHK Sektor Pertambangan dan Penggalian pada tahun 2024, sama dengan tahun sebelumnya. Secara nasional, Cianjur menempati peringkat 302. Dibandingkan dengan daerah lain di Pulau Jawa, kontribusi sektor pertambangan dan penggalian di Cianjur relatif sedang.
Data perbandingan menunjukkan bahwa PDRB pertambangan di Kabupaten Cianjur perlu ditingkatkan agar bisa bersaing dengan daerah lain yang memiliki potensi sumber daya alam serupa. Peningkatan investasi dan optimalisasi pengelolaan sumber daya alam dapat menjadi kunci untuk meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap perekonomian daerah.
Berikut perbandingan dengan kabupaten/kota lain di berbagai pulau:
Kabupaten Majene
Kabupaten Majene menduduki peringkat 57 di Pulau Sulawesi. Dengan nilai PDRB ADHK Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar Rp 105,53 miliar, Majene mengalami pertumbuhan sebesar 6,17%. Nilai ini menunjukkan kontribusi yang signifikan dari sektor pertambangan di wilayah tersebut. Kinerja Majene lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan di Cianjur.
(Baca: Harga Telur Ayam Ras Segar di Pasar Tradisional Provinsi Aceh Sebulan Terakhir Naik 4,15%)
Kota Jayapura
Kota Jayapura, berada di urutan ke-11 di Pulau Papua. Kota ini mencatatkan nilai PDRB sebesar Rp 101,26 miliar. Namun, terjadi penurunan sebesar 5,12%. Penurunan ini perlu dievaluasi agar tidak berdampak signifikan pada perekonomian Jayapura.
Kabupaten Kupang
Kabupaten Kupang berada di peringkat ke-15 di wilayah Nusa Tenggara dan Bali. Nilai PDRB untuk sektor ini mencapai Rp 100,49 miliar. Pertumbuhan sebesar 2,82% menunjukkan bahwa sektor ini masih berkontribusi positif. Kabupaten Kupang harus terus menjaga dan meningkatkan performanya di sektor ini.
Kota Gunung Sitoli
Kota Gunung Sitoli, berada di peringkat 95 di Pulau Sumatera. Mencatatkan nilai PDRB sebesar Rp 98,96 miliar. Pertumbuhan sebesar 2,16%. Dengan nilai ini, kota tersebut perlu berupaya meningkatkan potensi pertambangan dan penggalian agar dapat bersaing dengan daerah lain.
Kabupaten Bengkulu Selatan
Kabupaten Bengkulu Selatan, yang berada di urutan ke-96 di Pulau Sumatera. PDRB Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar Rp 96,2 miliar. Mengalami pertumbuhan sebesar 5,6%. Pertumbuhan tersebut menunjukkan potensi yang baik. Kabupaten Bengkulu Selatan diharapkan dapat meningkatkan kontribusi sektor ini.
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan berada di peringkat 58 di Pulau Sulawesi. Tercatat PDRB sebesar Rp 93,19 miliar. Pertumbuhannya sangat kecil, yakni hanya 0,09%. Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan perlu melakukan evaluasi mendalam. Mereka perlu mencari cara meningkatkan produktivitas dan daya saing sektor pertambangan dan penggalian.