Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba (PK-LSN) DI Yogyakarta pada tahun 2024 mencapai Rp 3.482,81 juta. Data ini menunjukkan adanya pertumbuhan positif sebesar 11,06% dibandingkan tahun 2023. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan tiga tahun sebelumnya (2021-2023) yang hanya 4,99%. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2019-2023) yang mencapai 3,99%, pertumbuhan pada tahun 2024 ini lebih baik.
Pertumbuhan tertinggi dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2019 sebesar 9,58%. Sementara itu, pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2020 dengan kontraksi turun 6,56%. Anomali ini mungkin disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang berdampak signifikan pada berbagai sektor ekonomi. Secara keseluruhan, PDRB PK-LSN DI Yogyakarta menunjukkan tren fluktuatif, dengan pertumbuhan yang bervariasi setiap tahunnya.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Pasuruan Periode 2004 - 2024)
Berdasarkan data tahun 2024, DI Yogyakarta menempati peringkat ke-5 di Pulau Jawa untuk PDRB PK-LSN. Peringkat ini tidak berubah dibandingkan tahun sebelumnya. Secara nasional, DI Yogyakarta berada di peringkat ke-9. Nilai PDRB PK-LSN DI Yogyakarta lebih tinggi dibandingkan provinsi lain di Jawa seperti Banten dan Jawa Timur, namun lebih rendah dibandingkan DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Kenaikan tertinggi PDRB PK-LSN DI Yogyakarta dalam periode historis terjadi pada tahun 2011, dengan pertumbuhan sebesar 13,89%. Sementara kenaikan terendah terjadi pada tahun 2016, dengan kontraksi turun 0,92%. Fluktuasi ini menunjukkan dinamika yang ada dalam sektor lembaga swasta nirlaba di DI Yogyakarta, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan sosial.
Secara umum, PDRB PK-LSN DI Yogyakarta menunjukkan kinerja yang positif pada tahun 2024, dengan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun terdapat fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir, tren jangka panjang menunjukkan adanya peningkatan kontribusi sektor ini terhadap perekonomian daerah.
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan menempati peringkat pertama di pulau Sulawesi dengan nilai PDRB Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba sebesar Rp 6.427,17 juta. Pertumbuhan ekonomi di daerah ini mencapai 19,52%, menunjukkan perkembangan yang signifikan. Secara nasional, Sulawesi Selatan berada di peringkat ke-6, membuktikan kontribusi pentingnya terhadap perekonomian Indonesia. Perkembangan ini mencerminkan potensi besar Sulawesi Selatan dalam sektor lembaga swasta nirlaba.
(Baca: PDRB Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba di Nusa Tenggara Timur | 2024)
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan menempati peringkat kedua di pulau Sumatera, mencatatkan nilai PDRB Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba sebesar Rp 6.261,17 juta. Pertumbuhan ekonomi sebesar 15,53% mencerminkan stabilitas dan perkembangan yang baik di sektor ini. Dengan peringkat ke-7 secara nasional, Sumatera Selatan menunjukkan peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Daerah ini terus berupaya meningkatkan kontribusinya melalui berbagai inisiatif dan program pembangunan.
Lampung
Lampung menduduki peringkat ketiga di pulau Sumatera dengan nilai PDRB Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba sebesar Rp 4.713,86 juta. Pertumbuhan ekonomi yang mencapai 11,91% menunjukkan adanya kemajuan yang berkelanjutan. Secara nasional, Lampung berada di peringkat ke-8, mencerminkan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Meskipun berada di peringkat tengah, Lampung terus berupaya meningkatkan daya saing dan potensi ekonominya.
Riau
Riau menempati peringkat keempat di pulau Sumatera dengan nilai PDRB Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba sebesar Rp 3.366,23 juta. Pertumbuhan ekonomi sebesar 13,01% menunjukkan adanya perkembangan yang positif. Secara nasional, Riau berada di peringkat ke-10, mencerminkan peranan yang cukup penting dalam perekonomian Indonesia. Dengan berbagai potensi sumber daya alam dan sektor industri yang berkembang, Riau terus berupaya meningkatkan kontribusinya.
Bali
Bali menempati peringkat pertama di wilayah Nusa Tenggara dan Bali dengan nilai PDRB Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba sebesar Rp 3.307,93 juta. Pertumbuhan ekonomi mencapai 27,04%, menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan dibandingkan daerah lainnya. Secara nasional, Bali berada di peringkat ke-11, mencerminkan peranan penting dalam perekonomian Indonesia, terutama melalui sektor pariwisata dan budaya. Pertumbuhan ini juga menunjukkan pemulihan ekonomi yang kuat setelah pandemi.