Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat populasi itik/itik manila di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2024 sebanyak 16.236 ekor.
Data historis menunjukkan fluktuasi populasi itik di DKI Jakarta. Pada tahun 2024, terjadi sedikit kenaikan sebesar 194 ekor atau 1.21% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2018 sebesar 19.853 ekor atau 15882.4%. Penurunan terendah terjadi pada tahun 2017 turun 23.398 atau -99.47%. Secara umum, populasi itik di DKI Jakarta cenderung menurun dalam 5 tahun terakhir. Rata-rata pertumbuhan populasi itik dalam 3 tahun terakhir menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan 5 tahun terakhir.
(Baca: Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Televisi Kabel Kota dan Desa Periode 2013-2024)
Ranking populasi itik DKI Jakarta di Pulau Jawa adalah 6, sama dengan tahun sebelumnya. Secara nasional, DKI Jakarta berada di peringkat 32. Nilai populasi itik DKI Jakarta lebih rendah dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa.
Berdasarkan data perbandingan dengan provinsi lain, Kepulauan Riau memiliki populasi itik sebesar 30.100 ekor dengan ranking 10 di Pulau Sumatera dan ranking 29 se-Indonesia. Kalimantan Utara memiliki populasi 25.822 ekor, ranking 5 di Kalimantan dan ranking 30 se-Indonesia. Maluku mencatatkan populasi 25.501 ekor dengan ranking 2 di Maluku dan ranking 31 se-Indonesia. Papua memiliki populasi 9.521 ekor, ranking 1 di Papua dan ranking 33 se-Indonesia. Papua Barat memiliki populasi 9.300 ekor, ranking 2 di Papua dan ranking 34 se-Indonesia.
Kep. Riau
Kepulauan Riau mencatatkan populasi itik sebesar 30.100 ekor, menempatkannya pada peringkat ke-10 di Pulau Sumatera dan peringkat ke-29 secara nasional. Meskipun mengalami penurunan sebesar 4.46%, jumlah ini masih lebih tinggi dibandingkan beberapa provinsi lain di Sumatera. Penurunan ini perlu menjadi perhatian agar populasi itik di Kepulauan Riau tidak terus merosot dan dapat bersaing dengan provinsi lain di Sumatera yang memiliki potensi lebih besar dalam pengembangan peternakan itik. Dengan strategi yang tepat, Kepulauan Riau memiliki peluang untuk meningkatkan posisinya.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Kalimantan Selatan Periode 2018-2023)
Kalimantan Utara
Dengan populasi itik mencapai 25.822 ekor, Kalimantan Utara menduduki peringkat ke-5 di Pulau Kalimantan dan peringkat ke-30 secara nasional. Terjadi pertumbuhan positif sebesar 2.49% dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan adanya peningkatan dalam sektor peternakan itik di wilayah ini. Namun, posisi ranking yang masih berada di tengah Pulau Kalimantan mengindikasikan potensi yang belum sepenuhnya tergali. Peningkatan investasi dan penerapan teknologi modern dalam peternakan itik dapat menjadi kunci untuk mengoptimalkan potensi Kalimantan Utara dan meningkatkan daya saingnya.
Maluku
Maluku menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan populasi itik mencapai 25.501 ekor, menduduki peringkat ke-2 di wilayah Maluku dan peringkat ke-31 secara nasional. Namun, terjadi penurunan drastis turun 92.69% dibandingkan tahun sebelumnya, yang perlu menjadi perhatian serius. Penurunan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti perubahan iklim, wabah penyakit, atau kurangnya dukungan terhadap peternak itik. Langkah-langkah strategis perlu segera diambil untuk mengatasi masalah ini dan memulihkan populasi itik di Maluku agar tidak semakin terpuruk.
Papua
Papua mencatatkan populasi itik sebesar 9.521 ekor, menempatkannya pada peringkat pertama di wilayah Papua dan peringkat ke-33 secara nasional. Pertumbuhan positif sebesar 30.05% menunjukkan adanya potensi yang besar dalam pengembangan peternakan itik di Papua. Dengan sumber daya alam yang melimpah dan dukungan dari pemerintah daerah, Papua memiliki peluang untuk terus meningkatkan populasi itik dan menjadi salah satu pusat peternakan itik yang signifikan di Indonesia. Peningkatan ini juga dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan kesejahteraan masyarakat.
Papua Barat
Dengan populasi itik sebesar 9.300 ekor, Papua Barat menduduki peringkat ke-2 di wilayah Papua dan peringkat ke-34 secara nasional. Terjadi pertumbuhan positif sebesar 6.18% dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan adanya peningkatan dalam sektor peternakan itik di wilayah ini. Meski demikian, posisi ranking yang masih berada di bawah Papua mengindikasikan perlunya upaya lebih lanjut untuk mengoptimalkan potensi yang ada. Peningkatan kualitas bibit itik, pelatihan bagi peternak, dan akses terhadap pasar yang lebih luas dapat menjadi strategi untuk meningkatkan populasi itik di Papua Barat.