Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase desa tanpa internet di Lampung pada tahun 2024 sebesar 0.11%, menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Data historis menunjukkan fluktuasi, dengan pertumbuhan negatif turun 70.04% pada tahun 2024. Meskipun fluktuatif, terlihat perbaikan dibandingkan tahun 2018 saat persentase desa tanpa internet mencapai 2.26%. Penurunan ini mengindikasikan peningkatan infrastruktur internet di wilayah pedesaan Lampung.
Kondisi ini lebih baik dibandingkan rata-rata 3 tahun terakhir (2021: 0.38%, 2020: 0.15%, 2019: 0.34%) yang menunjukkan rata-rata di atas 0.29%. Namun, jika dibandingkan dengan 5 tahun terakhir (2018-2024), penurunan ini lebih signifikan. Tahun 2021 menjadi anomali dengan kenaikan pertumbuhan sebesar 150.03%, sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2024 dengan -70.04%. Ini menandakan upaya yang lebih intensif dalam mengatasi kesenjangan digital di desa-desa Lampung.
(Baca: Jumlah Sekolah SMA di Jawa Timur 2018 - 2024)
Secara ranking di Pulau Sumatera, Lampung menempati peringkat ke-8, sama seperti tahun sebelumnya. Dengan nilai 0.11%, Lampung berada di bawah provinsi lain di Sumatera yang memiliki persentase desa tanpa internet lebih rendah. Secara nasional, Lampung berada di peringkat ke-29, menunjukkan masih ada ruang untuk perbaikan dalam memperluas jangkauan internet di wilayah pedesaan. Peringkat ini perlu menjadi perhatian agar Lampung dapat bersaing dengan provinsi lain dalam hal konektivitas digital.
Kenaikan tertinggi dalam 5 tahun terakhir terjadi pada tahun 2021 dengan pertumbuhan 150.03%. Ini menjadi anomali dibandingkan tahun-tahun lain yang menunjukkan tren penurunan atau pertumbuhan negatif. Penurunan terendah terjadi pada tahun 2024 dengan -70.04%, menunjukkan efektivitas program-program yang dijalankan untuk meningkatkan infrastruktur internet di desa-desa Lampung. Anomali pada tahun 2021 perlu dievaluasi lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Secara keseluruhan, data BPS menunjukkan perbaikan signifikan dalam persentase desa tanpa internet di Lampung pada tahun 2024. Meskipun terdapat fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir, trennya cenderung menurun. Hal ini mengindikasikan komitmen pemerintah dan pihak terkait dalam memperluas jangkauan internet di wilayah pedesaan. Upaya ini perlu terus ditingkatkan agar seluruh desa di Lampung dapat terhubung dengan internet, membuka peluang baru bagi masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup.
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan menempati urutan ke-6 di Pulau Sulawesi dengan nilai persentase desa tanpa internet sebesar 0.29%. Meskipun demikian, pertumbuhan indikator ini menunjukkan angka negatif turun 82.05%, mengindikasikan upaya yang cukup berhasil dalam menurunkan angka desa tanpa akses internet. Nilai ini lebih rendah dibandingkan rata-rata nilai 5 tahun terakhir, yang menunjukkan adanya peningkatan infrastruktur internet di wilayah pedesaan Sulawesi Selatan. Perlu adanya evaluasi lebih lanjut untuk mempertahankan tren positif ini dan menekan angka desa tanpa internet hingga mendekati nol.
(Baca: Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara Periode 2015-2023)
DI Yogyakarta
DI Yogyakarta menempati posisi pertama di Pulau Jawa dan peringkat ke-27 secara nasional dengan persentase desa tanpa internet hanya 0.23%. Pertumbuhan indikator ini menunjukkan angka stagnan atau 0%, yang mengindikasikan bahwa DI Yogyakarta telah berhasil mempertahankan jangkauan internet di seluruh wilayahnya. Dengan angka yang relatif rendah, DI Yogyakarta dapat menjadi contoh bagi provinsi lain dalam upaya pemerataan akses internet. Meskipun demikian, perlu adanya pemantauan dan evaluasi berkelanjutan untuk memastikan tidak ada desa yang tertinggal dalam hal konektivitas digital.
Riau
Riau menempati urutan ke-7 di Pulau Sumatera dengan persentase desa tanpa internet sebesar 0.21%. Pertumbuhan indikator ini menunjukkan angka yang sangat kecil yaitu 0.33%, mengindikasikan bahwa Riau telah melakukan upaya pemerataan akses internet dengan sangat baik. Meskipun demikian, Riau perlu melakukan upaya pemantauan lebih lanjut untuk terus menjaga konsistensi dalam pemerataan akses internet di wilayahnya. Dengan upaya yang berkelanjutan, Riau dapat menjadi contoh bagi provinsi lain di Sumatera dalam hal konektivitas digital.
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat (NTB) menempati posisi ke-2 di Pulau Nusa Tenggara dan Bali, serta peringkat ke-30 secara nasional, dengan persentase desa tanpa internet sebesar 0.09%. Pertumbuhan indikator ini menunjukkan penurunan signifikan turun 80.25%, mengindikasikan upaya yang sangat berhasil dalam menurunkan angka desa tanpa akses internet. Dengan nilai yang relatif rendah, NTB dapat menjadi contoh bagi provinsi lain di wilayah Nusa Tenggara dan Bali dalam upaya pemerataan akses internet. Perlu adanya evaluasi lebih lanjut untuk mempertahankan tren positif ini dan menekan angka desa tanpa internet hingga mendekati nol.
Banten
Banten menempati posisi ke-2 di Pulau Jawa dengan persentase desa tanpa internet sebesar 0.06%. Pertumbuhan indikator ini menunjukkan penurunan turun 50.04%, mengindikasikan upaya yang berhasil dalam menurunkan angka desa tanpa akses internet. Dengan nilai yang relatif rendah, Banten dapat menjadi contoh bagi provinsi lain di Pulau Jawa dalam upaya pemerataan akses internet. Perlu adanya evaluasi lebih lanjut untuk mempertahankan tren positif ini dan menekan angka desa tanpa internet hingga mendekati nol. Upaya ini dapat dilakukan dengan meningkatkan infrastruktur jaringan dan program-program yang menyasar wilayah-wilayah yang masih sulit terjangkau.
Jawa Timur
Jawa Timur menempati posisi ke-2 di Pulau Jawa dengan persentase desa tanpa internet sebesar 0.06%. Pertumbuhan indikator ini menunjukkan penurunan signifikan turun 70.91%, mengindikasikan upaya yang sangat berhasil dalam menurunkan angka desa tanpa akses internet. Dengan nilai yang relatif rendah, Jawa Timur dapat menjadi contoh bagi provinsi lain di Pulau Jawa dalam upaya pemerataan akses internet. Perlu adanya evaluasi lebih lanjut untuk mempertahankan tren positif ini dan menekan angka desa tanpa internet hingga mendekati nol. Investasi dalam infrastruktur digital dan pelatihan masyarakat menjadi kunci keberhasilan Jawa Timur dalam menekan angka desa tanpa internet.