Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), posisi kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tumbuh 1,36% menjadi Rp1,23 kuadriliun pada Februari 2022 dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month to month/m-to-m).
Jika dibandingkan dengan posisi Februari 2021, posisi kredit UMKM tumbuh 14,23% (year on year/yoy). Dari nilai kredit UMKM tersebut, penyaluran paling banyak mengucur ke sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor, yakni mencapai Rp607,83 triliun pada Februari 2022. Angka tersebut porsinya mencapai hampir separuh total kredit (49,22%).
Kucuran kredit UMKM terbesar berikutnya adalah ke sektor pertanian, kehutanan dan perikanan senilai Rp186,7 triliun (15,12%). Diikuti industri pengolahan sebesar Rp127,44 triliun (10,32%), jasa lainnya Rp61,49 triliun (4,98%), dan penyediaan akomodasi dan makan minum Rp59,73 triliun (4,84%).
Ada pula sektor konstruksi dengan nilai kredit senilai Rp54,09 triliun (4,38%), lalu sektor transportasi dan pergudangan Rp36,71 triliun, sektor jasa perusahaan Rp30,4 triliun (2,46%), serta sektor real estat dan jasa keuangan dan komunikasi masing-masing sebesar Rp19,26 triliun (1,56%) dan Rp12,74 triliun (1,03%).
Sedangkan posisi kredit UMKM yang mengucur ke sektor lainnya mencapai Rp38,41 triliun atau sebesar 3,1% dari total kredit.
Dari 10 sektor tersebut, kredit sektor pertanian mencatat pertumbuhan terbesar yakni sebesar 30% (yoy) per Februari tahun ini. Dikuti penyediaan akomodasi makan dan minum 16,15% (yoy), dan sektor perdagangan besar dan eceran tumbuh 16% (yoy).
Sedangkan, kredit UMKM ke sektor jasa keuangan dan komunikasi menyusut 16,62%, dan sektor real estat juga turun 6,5% (yoy).
(Baca: Penyaluran Kredit UMKM tumbuh 14,4% pada Februari)