PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih Rp 5 triliun pada triwulan I 2017 naik 10,7 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, kenaikan ini sedikit di bawah periode sama tahun lalu, yakni sebesar 11,1 persen. Perlambatan tersebut seiring dengan melambatnya pertumbuhan kredit di tengah meningkatnya kredit seret. Kredit bermasalah (NPL) bank milik konglomerat Hartono bersaudara ini meningkat menjadi 1,5 persen pada triwulan I 2017 dari 1,3 persen pada akhir Desember 2016. Namun, rasio NPL Bank BCA ini masih berada di bawah rata-rata NPL perbankan nasional yang berada di 3 persen.
Secara rinci, BBCA melansir bahwa pertumbuhan kredit tertinggi sepanjang tiga bulan pertama 2017 terjadi pada kredit korporasi, yakni sebesar 17,9 persen menjadi Rp 152,6 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, kredit konsumer hanya tumbuh 9,4 persen menjadi Rp 111,7 triliun, sedangkan kredit komersial dan usaha kecil menengah (UKM) naik 1,7 persen menjadi Rp 144,7 triliun.
Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) bank pada akhir Maret 2017, tercatat meningkat 13,8 persen menjadi Rp 535,1 triliun dari posisi akhir Maret 2016. Dimana dana murah (CASA) pada posisi Maret 2017 tumbuh 12,1 persen menjadi Rp 405,4 triliun dari posisi Maret tahun lalu dan tetap menjadi porsi utama DPK BCA, yakni sebesar 75,8 persen.