Bank Tabungan Negara (BTN) mencetak laba bersih Rp3,04 triliun pada 2022. Capaian tersebut meningkat sekitar 28% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam lima tahun belakangan.
Menurut keterangan resmi emiten berkode BBTN ini, pertumbuhan mereka utamanya ditopang oleh kredit pemilikan rumah (KPR).
"KPR masih menjadi motor terbesar pergerakan bisnis Bank BTN," kata manajemen BTN dalam siaran persnya (17/2/2023).
Pada 2022 nilai penyaluran KPR BTN tumbuh 9,23% (yoy) menjadi Rp233,68 triliun. Di segmen ini KPR Subsidi tumbuh 11,61% (yoy) menjadi Rp145,86 triliun.
"Dengan kinerja tersebut, Bank BTN tercatat masih memimpin pasar KPR Subsidi dengan pangsa sebesar 83%," kata manajemen BTN.
Secara keseluruhan, kredit dan pembiayaan BTN pada 2022 tumbuh 8,53% (yoy) menjadi Rp298,28 triliun, diiringi Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat 8,77% (yoy) menjadi Rp321,93 triliun.
Sampai akhir 2022 rasio kredit terhadap simpanan (loan-to-deposit ratio/LDR) BTN stabil di level 92,65%, dengan rasio kecukupan likuiditas (liquidity coverage ratio/LCR) yang diklaim sehat di level 238,50%.
Rasio kredit bermasalah bruto (gross non-performing loan/NPL) BTN juga turun 32 basis points (bps) menjadi 3,38% pada akhir 2022.
"Pertumbuhan bisnis BTN diimbangi dengan penguatan modal, perbaikan kualitas, serta peningkatan pencadangan, sehingga bisnis Bank BTN diharapkan terus tumbuh berkelanjutan," kata Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo dalam siaran persnya (17/2/2023).
(Baca: Laba Bank Mandiri Melonjak pada 2022, Lampaui Capaian Pra-Pandemi)