Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, PT Indofarma (Persero) Tbk berhasil membukukan laba Rp 977,78 juta pada semester I-2021. Semester sebelumnya, PT Indofarma (Persero) mengalami kerugian sebesar Rp 4,66 miliar.
Perusahaan milik pemerintah yang berkode INAF di Bursa Efek Indonesia tersebut mampu mencatatkan laba, yang dipicu oleh naiknya penjualan sebesar 89,88% menjadi Rp 849,33 miliar pada enam bulan pertama tahun ini dibanding enam bulan tahun sebelumnya. Sementara beban pokok penjualannya hanya meningkat 59,35% menjadi Rp 522,48 miliar.
Alhasil, laba usaha perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi ini melonjak 97,48% menjadi Rp 32,21 miliar pada paruh pertama tahun ini dibanding Rp 16,31 miliar pada paruh pertama tahun lalu.
Kinerja keuangan lainnya, aset Indofarma sepanjang periode Januari-Juni 2021 meningkat 13,88% menjadi Rp 1,95 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,71 triliun. Peningkatan aset tersebut didorong oleh meningkatnya kewajiban sebesar 18,48% menjadi Rp 1,52 triliun serta kenaikan ekuitas 0,23% menjadi Rp 431,31 miliar.
Pemerintah Indonesia tercatat sebagai pemegang 1 lembar saham seri A Dwiwarna INAF. Sedangkan 80,66 persen saham seri B Indofarma dimiliki PT Bio Farma (Persero), 7,32% dimiliki PT ASABRI (Persero), dan sisanya 11,94% dimiliki oleh masyarakat.