Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk kembali mencatatkan kerugian pada Juni atau paruh pertama 2023 yang mencapai US$76,5 juta atau Rp1,16 triliun (asumsi kurs Rp15.182 per US$).
Torehan ini bertolak belakang dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) Juni 2022 yang membukukan keuntungan bersih sebesar US$3,76 miliar atau Rp57,10 triliun.
(Baca juga: Garuda Indonesia Cetak Untung Rp57 Triliun pada Semester I 2022)
Dari laporan keuangan perusahaan, faktor terbesar kerugian berasal dari kerugian kurs bersih yang tercatat minus US$22,47 juta atau Rp341,25 miliar pada Juni 2023.
Selain itu, beban usaha juga lebih besar. Pada periode ini mencapai US$1,26 miliar atau Rp19,25 triliun, dari sebelumnya yang sebesar US$1,21 miliar atau Rp18,5 triliun.
Adapun komponen beban yang makin membengkak dibandingkan periode sebelumnya, yakni beban operasional (US$729,49 juta); beban bandara (US$97,15 juta); beban tiket, penjualan, dan promosi (US$97,69 juta); dan beban pelayanan penumpang (US$80,36 juta).
Sebenarnya emiten berkode GIAA ini justru mengalami kenaikan pendapatan hingga 58,54% (yoy). Tercatat, total pendapatan sebesar US$1,39 miliar atau Rp21,19 triliun pada Juni 2023. Sementara pendapatan sebelumnya sebesar US$878,69 juta atau Rp13,34 triliun.
Seluruh komponen pendapatan periode ini pun menguat. Tercatat, penerbangan berjadwal mencapai US$1,10 miliar atau Rp16,72 triliun pada Juni 2023. Sebelumnya, pos ini hanya mendapat US$677,28 juta atau Rp10,28 triliun (yoy).
Penerbangan tidak terjadwal pada Juni 2023 tercatat sebesar US$142,45 juta atau Rp2,16 triliun. Sebelumnya, pos ini mencetak pendapatan sebesar US$87,57 juta atau Rp1,32 triliun (yoy).
Sementara pendapatan lainnya sebesar US$151,37 juta atau Rp2,29 triliun pada Juni 2023. Sebelumnya, pos ini menyumbang US$113,83 juta atau Rp1,72 triliun (yoy).
Total aset perusahaan BUMN ini mencapai US$6,28 miliar (Rp95,37 triliun). Sedangkan jumlah liabilitas US$7,89 miliar (Rp119,81 triliun) dan ekuitas minus US$1,61 miliar (-Rp24,44 triliun).
(Baca juga: Meski Pendapatan Naik, Garuda Indonesia Tetap Boncos Rp1,61 Triliun pada Kuartal I 2023)