Kecerdasan buatan atau Artificial Inteligence (AI) kini semakin berkembang terutama di negara-negara maju. Seiring berkembangnya AI, permintaan akan keterampilan-keterampilan baru pun semakin meningkat. Menurut laporan yang dikeluarkan oleh World Economic Forum: The Global Gender Gap Report 2018, secara global tenaga ahli di bidang ini masih didominasi oleh laki-laki, yakni sebesar 78 persen dan sisanya 22 persen diisi oleh perempuan.
Beberapa industri saat ini juga telah banyak membutuhkan tenaga-tenaga ahli di bidang AI tersebut. Tenaga ahli AI perempuan paling banyak bekerja di industri perangkat lunak dan jasa teknologi informasi sebesar 7,4 persen serta di bidang pendidikan sebesar 4,6 persen. Namun, jumlah tenaga ahli laki-laki pada kedua industri ini masih jauh lebih banyak dibandingkan perempuan.
Kesenjangan yang terjadi harus dijadikan catatan penting bagi negara yang ingin terus berkompetisi. Seiring dengan berjalannya waktu tenaga ahli di bidang AI akan semakin dibutuhkan.
This article was produced in partnership with Investing in Women an initiative of the Australian Government that promotes women’s economic empowerment in South East Asia.